Powered By Blogger

Juli 28, 2010

Menghibur kering

.

Lihat itu bintang anakku !

,…berjuta mereka
Menatapmu
Menatap ayah

Mereka bernyanyi
,berdendang dan menari

Seakan menegurmu, yang terus saja menangis di pangkuan ibu.



.

Juli 27, 2010

Menari dalam irama hati yang sementara saya masih coba mengajaknya untuk dewasa…..

.


Mungkin saya mencintainya. Mungkin. Atau rasa ini memang aneh. Selalu mengucapkan cinta pada setiap kata. Selalu menorehkan rindu di titik akhirnya, bahkan untuk sebuah tanda tanya. Hm….

Atau mungkin saya membencinya ? Benci sangat. Apapun ekspresi yang tergambar dalam wajah sumringahnya. Apapun kalimat pendek imajinasi itu.

Dan ini memang rumit, semacam contemplation yang membutuhkan proses lama. Tapi apa katanya ?
“ Aku tidak punya waktu. Moodku sedang berdansa antara kenyataan dan khayalan yang aneh. Tapi aku menikmatinya.
Lantas aku harus bagaimana ?
Mencintaimu juga ?
Atau membencimu pula….
Hahahahaha, kau laki – laki asing di sudut cakrawala “

Tergelak ia dengan polah kemenangan anak kecil, menari ia. Menari dalam irama hati yang sementara saya masih coba mengajaknya untuk dewasa…..


.

Juli 23, 2010

Hidup pagi ini adalah saya yang…..

.

Keinginan saya pagi ini adalah menyelesaikan semuanya. Menyelesaikan semua yang tertinggal di belakang. Meskipun saya tak menyakini akan banyak waktu untuk hari ini. Tapi paling tidak saya sudah memiliki sedikit semangat untuk memulainya – lagi.

Ingat message malam tadi :
Pasti ada sebuah detak waktu yang kau akan belajar tentang hakikat kita berada di sini, mungkin kau akan memaknainya sebagai bagian dari keyakinan bagimu untuk tetap bertahan hidup. Dunia luar ( sudah ) menjadi asing dan tidak akan lagi menjadi pilihan. Kau pernah melangkah di sana, dan itu adalah jalan hidup terburuk yang kau sadari. Tapi, saat di sini kau mengucapkan keluhmu, tidakkah kau menjadi seorang yang manja, kau menjadi orang yang tak lagi kuat ?
Sebenarnya akan menjadi lebih elok bila kita menikmatinya. Sekedar menyalakan sebatang rokok di beranda, bermain gitar…...segelas kopi dan sedikit umpat kemarahan untuk mereka – mereka yang sedang lelap – mungkin.

Hidup pagi ini adalah awal untuk perjuangan, hidup pagi ini adalah situasi yang saya akan menghabisinya dengan cara saya sendiri.

Hidup pagi ini adalah saya yang…..

Seorang biasa yang ingin belajar tentang banyak hal


.

Juli 22, 2010

Boulevard

.


Boulevard

Dan lampu – lampu taman
Menyusup sunyinya di antara keheningan langkah kaki
kamu,
saya
Tangan yang berpegangan
Tas Ransel
Sebuah buku di satu tanganmu, dan sebotol air mineral 600 ml tergenggam di tangan saya
Hanya berpegangan, sementara kita sibuk dengan pikiran masing – masing

Romantis yang sederhana, berpegangan tangan menyusuri boulevard bersama pasangan. Tentu saja bagi anda yang sudah berstatus suami/ istri bagi pasangannya

......................

Terinspirasi dari beberapa tulisan seorang Seniman Penulis yang sering membahasakan seperti ini dan ingat saya akan seorang perempuan berjilbab putih dengan pakaian longgar yang berjalan santai dan perlahan. Ia hamil besar, tapi pemandangan itu indah karena ia bergenggaman erat pada suami yang mensejajari langkah sulitnya.

Balikpapan, keheningan pagi kota minyak itu.


.

Juli 21, 2010

Tuhan, saya ingin........hanya itu saja kok

.

Tuhan, saya ingin :
Kau menjadikan saya seorang yang kaya, yang dengan begitu tentu akan mudah bagi saya untuk berderma, membanggakan orang tua saya, memanage banyak orang yang hidupnya tak mudah tapi mempunyai kemampuan yang lebih baik dari kebanyakan manusia lainnya.

Tuhan, saya ingin :
Kau menjadikan saya seorang yang cerdas, yang saya bisa kembali belajar dalam institusi pendidikan dan secepatnya menyematkan satu atau dua buah gelar di nama saya, bukankah saya akan lebih mudah hidup dalam lingkungan sosial manusia-Mu dengan gelar – gelar itu Tuhan ?

Tuhan, saya ingin :
Kau menjadikan saya seorang yang tampan, yang dengan begitu saya selangkah lebih baik menghadapkan wajah pada perempuan berjilbab itu. Dan menghadap orang tuanya saat saya ingin ia menjadi istri saya. Akan lebih bangga mereka…..

Tuhan, saya ingin :
Tuhan, saya ingin :
Tuhan, saya ingin :

Tuhan, saya ingin…..
Lantas saya menyadari akan kemanusiaan saya yang sombong, serakah, egois, picik, dan dengki….

Oleh karenanya Tuhan,
saya ingin….ampuni dan ridhoi hidup saya

Hanya itu saja Tuhan. Hanya itu saja kok………


.

Juli 19, 2010

19.07.08 - 19.07.10.... 2 years living 2gether with U, can't smile without U. ILUSM, My Dearest Husbie....

.


19.07.08 - 19.07.10.... 2 years living 2gether with U, can't smile without U. ILUSM, My Dearest Husbie....


Itu yang tercatat di status Gtalk betanya. Seorang sahabat, lama tak sua dengan sosoknya. Setelah dulu saya sempat ucap ‘ jatuh cinta ‘ padanya, ( hm, malu ) tapi tak diterima dengan alasan yang membuat saya biasa saja.
“ Tak bisa tami, aku sudah di’ikat’ urang “
Sepertinya saya tak mengenal lebih jauh dengannya sebelum ucap itu. Alumni STAN dan sekarang ditempatkan di Banjarbaru bagian Direktorat Pajak Kotamadya itu.

Seorang sahabat dengan seorang putera yang tumbuh besar dalam kesibukan rumah tangga dan karier.

8:48 PM me: ulang tahun pernikahan ya ?

8:50 PM xxx.nxxxxm:
Hei dirimu muncul
tumben
iya Mi
2 taun niy ga kerasa

8:51 PM me: Oh, iya
:)
Barakallah ya
:D
tak kerasa gimana
lah si faqih kan bisa kau rasakan proses tumbuh kembangnya ?
:P
8:52 PM sudah
mo ngucapin itu saja kok
kembali ke Lepiee dach
:)
8:53 PM Salam

8:56 PM xxx.nxxxxm: macam telegram saja dirimu
cpt singkat padat n gratis
hehehe
amin allahumma amin
8:57 PM syukron mi
iya, faqih uda kek org gede

……..bukankah tumbuh kembang seorang anak adalah gambaran tentang berlalunya sekian waktu kita dalam menjalani rumah tangga. Bagi dia, karena saya belum. Saya belum bisa mengucapkan ‘ tak kerasa ‘ setelah nanti ulang tahun ikatan itu - entah dalam bilangan yang berapapun, seperti yang ia ikrarkan pada saya.


.

Juli 17, 2010

Cerita tentang Malam, Bulan Purnama, Ribuan Bintang, dan Sinar Biru

.

Pada saatnya nanti, malam akan menaruh bintang – bintangnya di selimut tidur saya dan bulan yang bersinar biru menempel di langit bilik. Cahayanya klasik, karena hiasan crystal yang saya poles dengan bening kaca – kaca menimbulkan pantulan yang jernih dan membiru di hamburan cahayanya.

Dan pada saatnya nanti, malam akan memberi pula sentuhan pelangi.
Ya, pelangi.
Satu kali saya melihatnya di malam hari. Aneh bukan ?
Di saat bulan purnama terang.

Pemandangan yang asing, karena sang pelangi melingkar di sekeliling bulan. Mungkin karena masih ada embun. Embun sisa hujan gerimis senja saat itu. Menyatu mendispersi cahaya bulan di langit.
Lantas menjadi indah.
Sangat indah

Oh, saya lupa.
Kenapa saya menjadi ‘ berbicara pada saatnya nanti ‘ ?

Ini karena ia yang juga selalu menuliskan hal yang sama.
...........pada saatnya nanti.

Seperti gumam harapan yang tersulut pada titik – titik cerita. Meskipun ia sering mengartikan ini adalah diary mimpi, tapi bagi seorang saya ialah mimpi itu sendiri.
Kenapa tidak ?
Ketika ia menceritakan titik – titik itu, saya selalu menciptakan imajinasi
..................dan dari sekian titik – titik itu, semuanya mengarah pada satu waktu.

Malam.
Bulan Purnama.
Ribuan bintang.
Dan sinar biru.

Hingga ( biasanya ) ia akan mengakhiri semua cerita dengan segelas kopi dalam larut. Sementara saya akan tertidur di balik selimut lusuh sebuah dunia, tentu saja dengan ceritanya tentang bulan itu……..


* tulisan yang tiba - tiba ada ketika mendengar lagu Cynthia Lamusu feat Surya : Bahagia dan obrolan sama teman di kampung nan jauh di mato :D


.

Juli 16, 2010

Wah, ....

.

Cinta memang bukan sesuatu yang penting saat ini. Bagi saya. Seperti sesuatu yang terdengar aneh, asing, dan lebih daripada itu, ia ( apapun bentuknya ) sangat mengganggu. Sangat mengganggu.
Saya tentu tidak menceritakan ini pada perempuan penjual minuman itu, biarpun ia sungguh berbaik hati menawarkan sebotol air mineral di dahaga saya. Tidak, saya hanya perlu menunjukkan ekspresi terima kasih. Dan beban berat ransel cukup untuk saya bersegera langkah. Saya akan banyak membuang waktu, dan menciptakan lelah sendiri bila terus berpikir bagaimana bisa saya mendapatkan no Hp-nya, mendapatkan alamat rumahnya, dan mendapatkan kepastian apakah ia juga jatuh cinta pada kesan pertama seperti saya.

Wah, saya tak perlu merepotkan diri.

Tapi baiklah, sejujurnya sebotol air mineral benar – benar membuat saya terpesona.
Sayang situasinya tak begitu romantis untuk menciptakan kata cinta pada perempuan itu. Seorang yang hitam manis, lesung pipit di dekat garis bibir, dan hidung yang mancung, meskipun terlihat gendut.

Sepertinya saya tak punya waktu lagi untuk menikmati hal sedemikian itu


*tulisan gak jelas yang mengalir saja di sela – sela kesibukan :D


.

Juli 15, 2010

" Fiat Amor Pereat Mundus =

.

‘ Biarlah Cinta berkembang walaupun dunia runtuh ‘, kata teman saya dalam profilenya di sebuah status jejaring sosial. Yang selanjutnya menjadi bahan obrolan di ruang chatt antar personal kantor.
Seorang Ani ( sebut saja begitu, seorang rekan kerja ) menanggapi dengan cekikikan khas perempuan, sembari menutup mulutnya itu, ia menuliskan sesuatu di wallnya : ‘ takkan kubiarkan dunia runtuh, meskipun cinta tak pula mekar berkembang seperti yang kau inginkan…..’
Ada juga yang lain, bahasa puitisnya juga menancap anggun di windows messenger itu : ’ kan ku kembangkan cintaku di taman penantian dan tak tertopang kaki langit ’, lengkap dengan icon smile di sana.

Sementara saya, mendapat message perihal ini, dan kesibukan yang berjuta hanya mengisyaratkan ketidakinginan untuk memberi tanggap. Hanya karena gangguan Buzz beberapa kali akhirnya saya menyempatkan kehadiran pula pada ‘ ketidaknormalan ‘ di pagi hari ini, saya tuliskan saja message di chatt room itu :

“ Stupid cupid masih membutuhkan tempat tinggal buat dia belajar ucap cinta….”


Dan saya masih harus kerja untuk membayarnya melakukan itu nanti

….tak saya kirimkan

.

Juli 14, 2010

Senja bagi senjahati

.

Ia ( perempuan itu ) menuliskan sesuatu tentang senja :
“ Senja bukan pengakhiran hari, tetapi sebuah permulaan baru “, baginya.
Sementara bagi saya senja hanyalah satu bagian dari satuan waktu yang mengingatkan saya tentang hamparan masa lalu, dan sisanya adalah keinginan mimpi – mimpi dalam lelap.

Tapi tak jadi soal. Karena saya pun bersepakat dengannya
“……saya sering mengingatkan kepada yang membaca, kesampingkanlah segala yang dianggap buruk kerana saya tetap seorang manusia biasa. Fitrahnya tidak sempurna. Namun dari sehari ke sehari harus kita menjadi yang lebih baik. Bukankah seorang mukmin yang cemerlang itu adalah apabila hari semalamnya sebagai pengajaran. Moga-moga hidup kita senantiasa dalam rahmat dan kasih sayang Allah “

Hm, ya.
Di senja ia berbicara tentang semangat
.....sementara saya selalu memaknai ini dengan lelah.....


Untuk kalimat dari senjahati silahkan kalian klik disini


.

Juli 12, 2010

Pulang kembali ke sarang


.


Bila senja adalah isyarat nyata bagi burung – burung penjelajah langit kembali pulang ke sarangnya, maka saya pun begitu….

Meski sarang saya tak juga penuh kicau rindu…..


.

Juli 11, 2010

Duh, Gusti Allah…. Terima kasih untuk pagi ini…..

.

Dulu ada cerita Sinar yang membuat air mata saya menetes tanpa mampu saya sembunyikan di beberapa tatap mata rekan yang juga menonton hal yang sama. Tentang bakti itu dan geraknya dalam layar televisi tidak lagi semacam teori yang hanya bisa kita lakukan setelah saya sudah besar, setelah saya lulus kuliah dan sudah bekerja, setelah saya menjadi pengusaha dan mampu menaikkan haji emak saya, setelah saya….
Tapi Sinar tidak, ia tidak menunggu setelah apapun yang mungkin terpikirkan oleh kebanyakan kita. Ia tidak diam untuk menunggu saatnya mampu.
Benar, Sinar tidak mampu secara teoristik, tapi sepertinya ia ingin mengajarkan kita betapa realita tidak hanya berbatas pada teori……
ia melakukan semampunya yang ia bisa, tanpa suara. Kepolosannya mengisyaratkan ketulusan yang sayapun tak mampu....
Ups, Sinar sudah tak terdengar lagi. Meskipun saya penasaran ingin mendengarnya. Yang oleh Charlie ia abadikan dalam lantun nada tentangnya, tentang Sinar.
' Jangan menangis sayang, ini hanyalah cobaan Tuhan. Hadapi semua dengan senyuman, dengan senyuman…'
Bisa jadi Sinar 6 tahun masih tak mengerti senyum itu adalah apa ?


Dan mulai kemaren saya kembali terdampar dalam phenomena yang seharusnya ( sudah ) tak asing bagi saya. Kemiskinan dan nestapa masyarakat negeri ini. Seharusnya, hingga saya pun menyimpan rasa tak peduli untuk beberapa waktu bila tidak ada semacam ingat seperti banyak media televisi khabarkan belakangan ini. Tentang penjualan anak di panti, tentang anak – anak yang terlantar karena sang Bapak adalah seorang penjahat tertangkap polisi, dan sosok ibu mereka yang entah. Tentang bayi yang menderita gizi buruk karena orang tua yang melahirkan tak punya apapun untuk membeli gizi yang baik baginya.
Akh, saya jadi manusia penuh belas kasihan dan cengeng. Tapi satu kalimat yang membuat saya hancur dalam perenungan tentang apa yang ada di diri saat ini :



" Jika lapar, saya hanya menangis, Jika ada orang yang memberi uang, saya belikan nasi. Hanya nasi. Hanya Nasi. Hanya Nasi ",
Ucap Nenek yang bernama Siti Rahmah itu katakan pada sebuah media, lengkap dengan air mata.
Apakah ia lapar ? Mungkin
Yang pasti ia mampu menanyakan kembali rasa kemanusiaan saya yang seringkali tidak mensyukuri nikmat-Nya



Duh, Gusti Allah….
Terima kasih untuk pagi ini…..


.

Juli 09, 2010

kamikaze dan hidup yang.......

Apa yang dipikirkan seorang kamikaze saat ia memulai penerbangannya, pesawat tinggal landas dan serpihan debu panas tertinggal pada lapisan aspal kasar air strip ?
Saya tak mengerti…
Kehormatan, Bakti, Hidup, dan yang ditinggalkan ?
Tapi setidaknya mereka masih bisa menyisakan sedikit gerak untuk sebuah salam perpisahan, bersulang bersama rekan – rekannya.

Persis seperti yang saya lakukan pagi ini……







Juli 08, 2010

Comment dari Marlina Cing

Pendek namanya. Marlina ( nama Indonesia ). Beragama Budha.
Seorang dari etnis Tionghoa dan ia adalah sahabat saya. Dulu, saat masih di bangku sekolah, SMP yang bermetamorfosis menjadi SLTP dan SMU. Sempat juga merasakan duduk berdua berdampingan, karena pengaturan yang kurang ajar dari beberapa teman. Sehingga menyisakan bangku yang membuat saya dan dia tak punya pilihan. Terlambat.
Ia biasa dipanggil dengan sebutan Cing – Cing ( bagian dari nama tionghoa-nya ). Tapi itu saja, saya tak lagi mengenalnya. Dan seandainya saya menceritakan ia yang dulupun sepertinya tidak lagi mewakili diri dia sekarang ini. Ia, seperti kebanyakan teman dari etnis tionghoa lainnya – sudah membuka usaha sendiri dengan suaminya.

Marlina Cing, begitulah. Mengapa saya membuat tulisan dengan tokoh dia sekarang ini ?
Itu karena saya menemukan kalimat panjangnya dalam comment salah satu status saya di FB. Dan menjadi berarti bagi saya bila melihat inginnya saya akan support semacam ini…..

terkadang...
kita juga memerlukan permasalahan yang membuat kita semakin dewasa. Yang membuat kita belajar untuk memaafkan, belajar untuk mengerti tentang karakterisitik orang dan belajar untuk rendah hati dan sabar...

Dan terkadang kenyataan dan apa yang dikatakan ke orang itu benar adanya. Walaupun seringkali kita tidak mengkehendakinya.....

JANGAN MENGHINDARI permasalahan, karena tidak sampai disini saja kita menghadapi permasalahan. Berikutnya juga akan sama.....entah di keluarga, teman,pekerjaan dan percintaan....dan memang terkadang apa yang kita lakukan benar dianggap salah karena keegoisan orang yang tak mau belajar memahami dan itu adalah wajar...karena mereka belum menjadi sosok yang rendah hati karena tidak mengerti APA YANG AKAN KITA BAWA SETELAH KITA MENINGGAL NANTI ???...APAKAH KEMARAHAN ? KEEGOISAN ? KESERAKAHAN ? KEBENCIAN ? IRI HATI ?...CINTA KASIH ? SIMPATI ?
.
BUKAN SEMUANYA....KITA HANYA MEMBAWA HASIL PERBUATAN KITA......so....TETAPLAH SEMANGAT MELAKUKAN HAL- HAL YANG BAIK YANG DIAJARKAN OLEH AGAMA...MASALAH SALAH DAN BENAR ..BIAR WAKTU DAN AJAL YANG MENJAWAB...HEHEHEHE^^"

Meskipun tidak terlalu sependapat dengan beberapa kata dalam kalimat akhirnya, - hal biasa yang kami lakukan dulu, berdebat dan berargumen pendapat – bagaimanapun, ini adalah sebuah a reminder untuk saya. Dan saya sangat berterima kasih padanya. Pada Marlina Cing yang sesungguhnya hampir mencapai satu windu saya tak melihat fisiknya.

Juli 06, 2010

Sketsa - serpihan

.

“ Dimanakah letak harapan ? “
, ucapnya
Bergetar. Dalam selaksa jingga yang merona di sudut barat, pesisir yang kami terdampar – dalam keprihatinan. Semburat jingga merah menghadirkan hati yang marah.

" Kau tak menjawab tanyaku Bang ? ", kerling matanya lelah, mengisyaratkan kehendak seorang saya untuk menghiburnya. Untuk seorang saya mampu menghilangkan gurat kekhawatiran itu. Tapi sungguh saya tak mampu…..

" Bang….", tiba – tiba ia mendekatkan wajah. Memeluk saya. Membuang muka di dada saya.

Dan ia menangis….

“ Mungkin masih di sana.... “. Entah kenapa tiba – tiba saya memberanikan diri menunjuk gumpalan awan di ufuk Barat yang mulai merah, kian merah.

Wajahnya tetap mendekap dalam pelukan, masih memintal air mata dengan isaknya. Ia tak bergeming saat saya menghiburnya. Dan tak juga menengadahkan wajahnya, yang setia pada kesusahan ini. Wajah yang berani menemani kemiskinan seorang saya, dengan sedikit berbalut harapan. Tapi itu dulu. Saat semuanya masih terlihat indah, masih senja yang terlihat dari jendela kecil, dan hangatnya ruang makan dan tempat tidur yang satu.

Entah, tiba – tiba saya merasa pilu oleh lakon saya sendiri. Saya merasa bersalah sekali.

"......masih tersimpan di sana Dik ", tersendat ucap saya, tak juga menyakini.

….dan ia pun mengerti,
bahwa ini adalah kalimat yang kesekian kali.

Berulang kali.

.

Kopi dan asap

.



Pagi ini segelas kopi tersaji dalam bentuk yang aneh, asapnya begitu mengepul.




.

Juli 05, 2010

Sedikit ucap.....

.

Apa yang kau inginkan dari saya,

Saya tak punya
Apapun yang mendefinisikan bahagia seperti cara yang kau tulis sering kali.
So, saya minta maaf bila itu lantas menjadikan saya orang yang jahat - menurutmu.
Dan saya tidak akan membela diri ( lagi ).

Maafkan saya cil…..



.