Powered By Blogger

Agustus 21, 2011

Sketsa - street children

.





“ Sebenarnya, aku takut tidur di jalan Ka
Banyak nyamuk dan dingin
Tapi kata mama rumah sudah kagak ada
Sudah di robohin sama Kamtib… “
( Emperan samping bangunan ruko tua sebuah kota…. )




“ Dulu, waktu saya masih kecil – kecilnya, saya dalam satu minggu kadang ada satu hingga dua hari makan nasi aking. Ayah hanya pekerja upahan di sawah milik Haji Imron, tetangga yang banyak sawah. Lepas masa tanam dan perawatan, Ayah biasanya akan pergi ke kota untuk serabutan, di akhir pekan biasanya Ayah datang dengan berbekal beras yang lebih baik, ikan asin dan gula – gula serta garam. Bila kerja Ayah banyak, maka akan ada lauk sedikit yang dibawa serta merta, kaki ayam, tempe dan tahu….
Kami yang kecil ketika itu tahu persis nasi aking bukan sesuatu yang enak dimakan, rasanya aneh. Tapi setiap kali nasi itu terhidang, Mama selalu mengatakan : ‘ Ayo makan, nanti kalian sakit pas Ayah datang ‘. Kami tentu tidak ingin sakit, karena bila ada yang sakit, Ayah akan mengeluarkan uang membeli obat, artinya kami akan menunggu lebih lama untuk tahu – tempe goreng buatan Mama. Jadilah nasi aking tetap kami lahap. Sembari menunggu sabtu malam yang Ayah akan pulang membawa beras baru, tahu – tempe dan kebutuhan rumah lainnya.
Tapi satu yang membekas saat itu adalah ucapan Ayah : “ Kalian masih beruntung, karena nasi aking masih menu pilihan. Tapi di lain tempat bisa jadi ini adalah menu utama keluarga mereka….

Saya ingat sekali hal itu, selain ucapan mama yang kami tidak boleh sakit, karena nanti Ayah tidak akan pulang membawa oleh – oleh makanan yang lebih baik…. “
: Karyawan swasta, seorang yang muda




" Bapak gak ada, Mama juga gak ada....
Aku sendiri "
" Lalu tinggal di mana kau sekarang de ? "
" Di sini..... "

( di bawah jalan layang sebuah kota )



" Aku punya cita – cita kok Om, aku pengen jadi presiden…."
( Anak itu tiba – tiba berlari mengejar truck BBM yang baru saja lewat dan membuka paksa valve samping tangki mobil itu. Bersama teman – temannya, ia mencuri….. )
: Jalan dekat depot BBM sebuah kota yang merambat macet





Anak itu keluar dari rumah, sebuah rumah bedak yang berdempet – dempet sepanjang gang itu. Jalan kecil. Ia bergegas, tergesa – gesa meninggalkan langkah kaki yang begitu saja ia tinggalkan di belakang.
Seiring langkah itu, suara gaduh menggema dari rumahnya. Benda yang dilempar dan bisingnya suara sumpah serapah laki – laki dewasa dan perempuan yang dewasa pula. Caci – maki…..
Lantas diri ini ingat cerita seorang anak : " Bapak sama emak tiap kali ketemu pasti berantem, saya gak ingin tinggal di rumah, mereka gak peduli saya….."

..........................

Ini semua hanya sketsa.....tapi photo itu ada dan mungkin cerita ini juga ada

.