Powered By Blogger

Oktober 18, 2011

Luthfi Zein

.


Luthfi Zein
Nama keponakan saya.
Kelahiran 15 Juli 2009
Normal seperti anak – anak seusianya, bermain dan terus bermain




Tapi si kecil ini pandai juga ngrajuk…
Pernah satu kali saat saya dan istri, ibu dan ayahnya memutuskan makan diluar, ia yang awalnya digendong oleh Ibunya tiba – tiba turun, dan ngrajuk....
Bener – bener ngrajuk, seolah gak mau ikut.....
Kami tertawa sama tingkahnya yang memusuhi Ibunya sendiri, cemberut dan selalu menjauh,
dan lebih tertawa lagi setelah tahu ia ngrajuk karena Ibunya tak membiarkan ia membawa pedang – pedangan miliknya. Jadilah saat itu si ufi kecil jalan bersama mainannya......

Moment yang terjadi ketika liburan saya dan istri di Banjarmasin saat lebaran kemaren

Sekarang si ufi kecil jatuh sakit, gejala muntaber....









Semoga cepat sembuh ya ufi ..... aamiin

.

Oktober 17, 2011

Rindu pulang....

.


Saya ingin menulis apa ya ?
tidak banyak cerita memang selain kesibukan rutin pegawai swasta rendahan, terlebih menginjak quartal akhir tahun.

Oh ya, istri saya sudah melahirkan…
Perempuan, kata orang cantik ia, putih ia, dan rupa seperti Ayahnya. Terima kasih selalu saya ucapkan,
“ Itu adalah do’a dek, jadikan pengharapan saja hingga ia dewasa kelak, karena kecilnya seorang anak tentulah sempurnanya ( yang terbaik ) penciptaan. Dan kita akan mengemban amanah menjaga kesempurnaan itu….. “
Kalimat yang saya kirim untuk istri, ketika membalas kiriman photo dan ceritanya tentang buah hati kami.

Hm, begitulah.
Ia ( anak kami ) terlahir tanpa kehadiran diri saya yang menemani Ibunya saat melahirkan. Mungkin akan terkesan jahat bila saya katakan saya tak bisa meninggalkan pekerjaan. Loyalitas, profesionalitas saya mungkin akan digurui.

Saya akan terima. Meskipun tentu ada cerita dibalik semua yang terjadi bukan ?.
Saya pulang pertama kali adalah saat 7 bulanan istri saya ( mohon maaf, mungkin perkara 7 bulanan masih sebuah hal yang pro – kontra di alam kehidupan ini, tapi saya mohon dimengerti tentang ’situasi‘ kebaikan bagi kami, semacam pertimbangan untuk dimaklumi dengan niat yang selalu berserah kepada Allah SWT tentu ). Tepatnya pertengahan Juli bulan lalu. Selanjutnya, kembali pulang ketika cuti bersama Idul Fitri – medio akhir Agustus hingga pertengahan September, dengan usia kandungan 8 bulan, oleh mertua dan keluarga besarnya diminta istri saya tetap di Banjarmasin. Tidak hanya mertua, karena semua pembicaraan sudah pula melewatkan Ibu saya, Nenek dan yang tua dari pihak Alm. Ayah saya.

Saya kalah, karena rencana awal adalah kami akan kembali ke perantauan dan melahirkan di sana. Rencana awalnya pula bada Idul Fitri tempo hari saya juga akan mengajak serta mertua saya dan adik ipar saya ke rumah kami di perantauan. Tapi dengan banyak pertimbangan semua rencana berubah. Dan konsekuensinya adalah saya tidak ada waktu lagi untuk pulang saat kelahiran. Cuti masa 2011 saya sudah habis, ( belum terjalani 1 tahun ) dan pertimbangan pekerjaan akhir tahun ( turut serta membentuk anggaran tahun 2012 ) yang sudah saya janjikan kesiapan saya menghandle hal itu, beberapa tugas workshop serta kunjungan pembesar perusahaan dari luar negeri sana.

Hingga di 30 September pagi adik ipar mengabarkan kondisi istri yang dalam proses melahirkan. Pagi, saat saya meeting ‘ review pengajuan anggaran ‘. Terkejut. Gelisah. dan banyak rasa; ketakutan, ketidakberdayaan, dan marah. Jujur saja, di sela – sela kesibukan bahasan, saya menangis. Dan beberapa jam setelahnya minta ijin untuk tidak mengikuti forum.

Kembali ke ruang kerja, saya tetap berusaha mengikuti perkembangan. Bagaimanapun jarak yang memisahkan tetap tidak meniadakan kenyataan bahwa ada seorang perempuan yang akan melahirkan di kampung halaman sana. Ia istri saya, dan akan melahirkan anak saya….

Jam 10:30, kabar baik itu tiba di telinga saya. Bayi perempuan dengan berat 2.7 kg dan panjang 52 cm, normal.
Alhamdulillah, saya langsung sujud syukur dan teriak melepas rasa. Rekan – rekan memberi selamat, telepon dari Banjarmasin, dan banyak hal tapi tak terlalu terhiraukan oleh saya.

Sekarang tak terasa melewatkan 2 minggu lebih usia anak saya. Cerita Ibunya tentang ASI yang tak optimal dari dirinya, dan Bilqis ( sebuah nama, InsyaAllah ) yang tahu bener kalau digendong/ diayun itu enak, hingga rewelnya bila ia direbahkan

Saya rindu pulang,
Sebenarnya ini yang ingin saya katakan setelah panjang kali lebar saya berusaha meluapkan rasa dalam tulisan ini.

Saya ingin berjumpa pada sosok kecil yang mengabadikan saya dalam sebutan seorang Ayah itu.




Mufida Bilqis Salsabila
( Sebuah nama, InsyaAllah )


.