Powered By Blogger

Mei 14, 2012

.






14 - 05 - 2012

Saya kira saya akan senang untuk menikmati secangkir teh hangat sore dengan suasana langit beranjak mendung dan angin yang berhembus kadang menciptakan pusaran – pusaran kecil bergerak menghamburkan sedikit pasir dan debu – debu di jalan depan rumah. Ah, lebih tepatnya jalan di bawah lokasi rumah saya.

Di samping ada istri,
Dan di sampingnya lagi adalah kelengangan saja. Oh, sebenarnya di long house sebelah juga ada beberapa bujang yang duduk – duduk, tanpa baju, sambil memainkan gitar mereka. Sepertinya baru saja datang dari kerja pengangkutan buah di lapangan. Tapi kesampingkan saja pemandangan itu. Anggap saja tidak ada, karena di cerita ini saya ingin mengatakan kelengangan saat saya duduk di beranda, dan di samping ada istri.

Duduk di beranda
Anak – anak yang bermain, ada ibu – ibu berkumpul, manusia yang lewat, di selatan ada lapangan sepakbola, memandang pemuda – pemuda bermain bola seperti memandang manusia yang menari dengan berlari dari kejauhan, lebih jauh lagi adalah hamparan sawit, sementara di Barat, di depan rumah kami adalah bukit dengan rumah satu – satu. Rumah kalangan elit perusahaan ini, menyendiri dan terasing dari keramaian pemukiman.
Di Utara masih memanjang perumahan, yang dari beranda kami hanya akan terlihat atap – atap yang lama, lembab karena cuaca basah.

Istri, dipangkuannya seorang gadis manis sejagat raya, anak saya...
Bilqis dengan gerak lincah manusia yang ranum usia. Belum genap 8 bulan, tapi mampu menghadirkan matahari, bulan, bintang lengkap dengan harmonisasi alamnya di pondok kecil kini. Begitu meriah.

Ini hanya suasana sore, bagian hari yang yang saya melewatinya dengan desiran angin semester pertama 2012. Masa yang menanti untuk beberapa kabar, kenaikan salary, grade, bahkan untuk beberapa rencana kecil saja.

......berkebun di belakang rumah, menjahit sepatu kerja, ngcat kamar mandi dan lain – lain.

Kegiatan sederhana untuk situasi yang tak perlu diperumit kan ?, kecuali saya mengaitkan dengan aktivias dunia maya, bahwa saya sepertinya tak terlalu intens lagi menggaulinya….

Selamat sore dach buat kalian yang kejerembab di postingan tak jelas ini ya

.

Mei 11, 2012

Ini tentang Nama - Bilqis

.

" Siapa namanya ? "

panggil saja Bilqis Bu

............................

Baiknya saya mulai dulu dari awal ya,
Sebelum lahir dan sesaat sesudah lahir memang tanpa ada persiapan nama, meskipun secara USG sudah kami ketahui jauh hari bila ia ( anak kami ) adalah perempuan.

30 September 2011
Awal kelahirannya begitu putih laiknya sang mama, entah kenapa semakin ke sini bermetamorfosis menyesuaikan warna kulitnya menjadi kecoklatan seperti Ayahnya, mungkin karena ia rindu Ayahnya kali waktu itu yang memang baru menginjak 2 bulan baru datang
( Hehehehe…bang toyib mode on lah  )
Akhir November dalam ingat saya saat itu

Terus, seminggu sebelum kedatangan ada komunikasi yang intensif tentang nama ini mulai dari chatt sampe sms an

Sebagai anak dan mantu yang baik, saya sih manut saja ngikutin mama dan mertua plus bubuhan keluarga istri yang ramai ber - i d e - ria dan kasih wacana...

Pokokna ho oh ho oh lah

Seminggu sebelon berangkat pulang ( ceritanya membasuh rindu yang gak ketulungan waktu itu ) saya udah mendapat phenomena….anak saya dipanggil Bilqis sama orang – orang sekelilingnya. Termasuk mama saya juga….

Wah, udah ada nama nie anak saya ?
Satu kata : Bilqis....
Jadi waktu itu kesepakatannya, nama dikembalikan ke saya, namun meskipun begitu apapun minumannya, eh bukan...maksud saya apapun kata – kata yang saya inginkan mesti harus disandingin ama Bilqis. Nah lho...

Dan karena saya memikirnya Bilqis memang kata yang cantik...ayu, saya senang sajo

Berbekal dari kesepakatan itu,
ya sudahlah.... ( gaya bondan saya  )
Dasarnya laki – laki macam saya yang gak terlalu kreatif dalam hal nama, dinama dan dimana ini.....berlarilah saya curhat ama om Google, ketik nama islami dan clue lainnya.

Dan Alhamdulillah ada tempat nangkring yang enak sambil nglihat list nama anak. Di sini

Namun, tak punya keberanian juga buat netapin...lha wong nanti susah, ( kalo istilah adik ipar saya sih kalo ketinggian aksara ) jadi kembali saya lempar nama – nama yang saya dapatkan ke Banjarmasin. Semacam : `ini lho optionnya...`
Tak kurang dari lima puluh nama saya kabarkan ke Banjarmasin, dan jadi ramai kembali lah rumah di sono ntu...
Ada yang milih ini, ada yang milih itu, ada yang nanya ini apa artinya, terus dapet dari siapa, dibilang temen terus di berondong lagi siapa ?, rumahnya dimana ? orang mana ?

Begitulah, ramai

Selanjutnya, setiba di Banjarmasin.
Hanya punya waktu 4 hari untuk bertemu. Proses membasuh rindu membuat saya minta melupakan perkara kata tambahan untuk Bilqis, saya semacam orang yang .

Dimana Bilqis berada di situ ada saya, Bilqis menjauh saya mendekat....Bilqis mendekat....huaaaaa senangnya hati saya

Hehehehe
( Note : ...demi menjaga kewibawaan penulisnya harap pembaca mengesampingkan paragraph di atas dalam kesimpulan akhir baca )

Hingga sehari sebelum kembali ke tempat kerja, ada memang pembicaraan untuk menentukan nama, dalam beberapa kali perenungan...saya condong untuk Mahdiyatu Syauqiya dan Mufida Salsabila, penempatan kata Bilqis bisa dilihat dalam penyatuan kata perkata, untuk ini saya minta dikonsultasikan ke orang yang lebih `pintar` untuk memahami aksara arab, dan keputusan akhir jadilah Mufida Salsabila, pilihannya sih ada pada Mama dan Mertua...
hehehe, kembali ke orang tua jadinya.

Cuman karena proses pembuatan akte kelahiran yang membutuhkan proses status kependudukan saya ( Oh, ya...saya dan istri berbeda Kabupaten/ Kota, sehingga proses status kependudukan saya dan istri mesti disamakan dulu dengan saya yang mengurus kepindahan domisili ) dan juga Kartu Keluarga, jadilah saya sendiri mengkombinasikan nama Mufida Salsabila Bilqis dalam Kartu Keluarga dan Akte kelahiran.

Eeeeaaaaalaaah, pas dalam kesempatan mertua saya bersilaturrahmi ke seorang Guru di Martapura, ternyata diminta perubahan kombinasi kata, menjadi Mufida Bilqis Salsabila....

Istri mengkonfirmasi kepada saya, dan saya menganggap ini baik saja karena pada dasarnya Aqiqah belum kami laksanakan. Dan pada saat bulan Januari, ketika saya kembali pulang ke Banjarmasin bertemu sang buah hati untuk mengikuti acara keluarga ; proses tapung tawar, beayun, sekaligus melaksanakan aqiqah.  Disanalah resmi si buah hati bernama Mufida Bilqis Salsabila binti Achmad Haitami


 
Kurang dari 1 jam setelah kelahiran
 
Satu minggu



Saat sakit ( hampir 2 bulan ia ketika ini )




Belajar tengkurap,
( tanggal yang lupa )




Ceria ia ( Lewat 2 bulan )




Menjelang 3 bulan




Bermain dengan boneka




Dalam pangkuan Ibunya, 6 bulan terlewati




Dan ini,
memperlihatkan luasnya tanah para pekerja padanya
kamp kerja saya




.