.
Banaik pinang, si bungas langkar, banaik pinangBatis bakait, jangan dibasuhdi banyu karuh di banyu karuhLamun taganang, si bungas langkar, lamun taganangWayah ba’ulit, banyunya mata, kahada taduh*
................
Sebait puisi di suarakannya untuk seorang yang jauh
Hanya sebait,
eulogi
berjarak langkah cahaya fajar, di ufuk ada kaki – kaki kecil menanti
berlari di tanah kering
hamparan kering jerami, mengawani euforia kekasih....
menjelang fitri, kesekian kali
Air mata disapihnya
” bukan seorang laki – laki bila alpa, ingkar pada setia “Mengayuh, mudik kian menjauh....
Sebait puisi
......lirih untuk celoteh riang yang tertinggal
Hanya sebait
Rindu
karena derap kaki kecil mungkin kelak kan melagu
stigma bahari :
’ Ayahmu seperti kakekmu, pergi dari tanah ini dan tak pernah kembali ’*bait lagu Halin - ( Lagu bahasa daerah banjar )