Powered By Blogger

Juni 14, 2009

Siang di alun - alun

“ Rombongan tenaga panen yang direkrut dari Tanah Jawa tiba hari ini “

Sekilas pembicaraan yang saya tangkap di alun – alun kamp.
Minggu pagi yang ramai,
Tanpa bising

Seorang teman tergopoh – gopoh ke rumah saya, minta surat jalan untuk membawa unit jemputan.
“ Mereka sudah tiba di Desa Tuana “
Desa yang menjadi tempat transit bagi kami untuk keluar dari area, yang selanjutnya perjalanan hanya dapat dilanjutkan dengan transportasi air.

Saya memutuskan untuk masuk kerja hari ini, ke kantor…….sekalian mencicil laporan yang tertinggal.

Jam 14.05 WITA
Sepulang dari kantor saya sempatkan mampir ke alun – alun….
Hm, suasana yang ramai seperti tadi pagi. Sekilas nampak puluhan orang yang kelihatan baru terlihat, duduk melepas lelah.
Rokok yang terhisap keras,
Dan wajah yang pias karena keterasingan akan pandangan
Tas – tas dan barang bawaan
Tua, muda….
Ramai
Berbagi Aqua,…nasi bungkus dan ucapan selamat datang

Ada beberapa pertanyaan, dan cerita kecil yang menjadikan alasan.
Semuanya terangkum dalam suasana panasnya kamp.
Dan obrolan
“ ..…kami yang ada di sini pun juga mencari rejeki kok di sini…sama seperti kalian, dulunya “
Sebuah petualangan untuk mempertahankan hidup, melanjutkan hidup…..meskipun di tanah yang tak tersapa oleh peta
“ …..istirahatlah dulu…”

Setelah sedikit meluangkan waktu di alun – alun, langkah saya memacu cepat untuk kembali ke rumah. Saya belum makan untuk siang ini.

Berpapasan dengan seorang teman, ( Assistant divisi )
“ Bagaimana menurutmu ? “, sambil matanya menunjuk ke alun – alun yang masih saja tampak ramai.

“ Biasa lah…” ucap saya tulus. Sedikit senyum dan pandangan yang ikut ke alun – alun

“ Semoga saja mereka bisa bertahan di sini, setidaknya untuk waktu yang lama…..jangan seperti kasus – kasus tempo hari. Pergi lari….”
Teman itu menepuk pundak saya penuh arti dan lantas berlalu.

“ Hh iya, semoga saja…..seperti kita – kita ini “, ucap saya

Yah…benar, selamat datang. Kita adalah sama, mengadu nasib di sini. Jangan pikirkan kampung halaman, karena di sana hanya tempat kelahiran. Untuk hidup, mungkin kita memang lebih baik di sini.
Semoga kalian bisa betah.

Sayapun berbalik arah, pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar