Powered By Blogger

Desember 07, 2011

Gak becus :D

.


Beberapa minggu yang lewat saya ikut dengan seorang Manager perusahaan tempat saya bekerja ke sebuah bengkel perusahaan yang bergerak di bidang Shipping, Workshop dan penyediaan spare part. Karena di sana ada unit kami yang akan menggunakan jasa bengkel perusahaan tersebut, keperluannya adalah menyampaikan detail spesifikasi yang kami inginkan untuk dibenahi dan laporan kerusakan agar dapat dibuatkan penawaran dan ditindak lanjuti SPK kedua belah pihak, antara kami dan workshop.

Setiba di sana kami langsung tersajikan adegan antara seorang yang mengaku dari perusahaan yang bergerak di bidang Oil & Gas Services dengan beberapa orang workshop. Terlihat sekali yang bersangkutan sangat marah dengan apa yang beliau katakan sendiri tentang workshop ’perusahaan tak becus ’.

Hari itu adalah hari minggu, dan keberadaan kami dihari libur itupun karena memang deal yang telah kami komunikasikan bersama beberapa hari sebelumnya. Nah, mungkin berbeda dengan si orang tersebut. Jelas saya mengambil kesimpulan ia adalah orang yang datang tanpa konfirmasi sebelumnya. Melabrak beberapa karyawan yang notabene bukan satu perusahaan dengannya.

Sempat kami berkomunikasi dengan orang tersebut, lantas memunculkan beberapa penilaian dasar dari saya :

Ia bercerita bahwa keberadaan ia di sana ingin mengkonfirmasi tentang beberapa unit Boat yang sedianya ia sewa untuk kebutuhan operasional perusahaan. Dari sini yang bersangkutan menceritakan dengan gamblang bahwa komunikasi dan proses administrative sudah ia penuhi ( via anak buahnya ) dengan pihak workshop. Sudah berlangsung dua minggu, dan seharusnya paling lambat hari Sabtu ( sehari sebelum kejadian ini ) semua sudah ready. Unit siap digunakan.
Dan entah kenapa hingga Minggu belum ada unit yang stand by di pelabuhan perusahaannya. Padahal unit akan dioperasionalkan hari senin pagi dan membawa serta manusia dari luar negeri ( ia menyebutnya klien asing ).

Ia marah, dan semakin menjadi – jadi tatkala Manager dan staff workshop tersebut tidak ada yang bisa dihubungi. Ia berhadapan dengan beberapa karyawan yang menurut saya seperti tidak tahu apa – apa, Oh tidak, ada satu personel dari administrasi workshop yang meskipun mengetahui proses administrasi agreement hire of unit tersebut, tapi tidak mengetahui kendala teknis mengapa unit belum siap dan dikirim. Keberadaan sosok administrasi itupun katanya untuk menemui kami yang memang sudah deal schedule pertemuan sebelumnya.

Dan dalam satu moment, orang tersebut sangat jelas memaki beberapa karyawan workshop tersebut. Sebelum ia kemudian ( di hadapan kami ) menggunakan Hpnya untuk berkomunikasi dengan beberapa orang lengkap gaya english language-nya. Kemudian mengomel lagi : ' Kita ini kerja dengan pihak asing lho, kalau sudah macam ini malu saya…..mereka itu on time, disiplin penuh, janji …( ? ah saya lupa kalimatnya tentang janji ini )….dan blablabla '

Saya tidak mengetahui persis bagaimana kontrak kerjasama antara perusahaan Oil & Gas Services dengan pihak perusahaan yang menaungi workshop tersebut, dan saya juga tidak mengetahui persis bagaimana koordinasi di internal department yang bersangkutan, yang bila bener beliau katakan proses ini sudah dua minggu hingga belum ready juga unitnya. Yang pasti – lepas dari ketidakmampuan workshop menyediakan unit dari batas waktu yang disepakati - bila ia mengatakan workshop tak becus, saya kira yang bersangkutan pun tak becus, atau katakanlah anak buah di perusahaannya lah yang tak becus, dan sebagai orang luar jelas saya lebih senang mengatakan sebagai atasan, yang bersangkutanlah yang tak becus.

Di sini ada proses antara deal dan deadline selama dua minggu, dan sebagai bentuk fungsi Managerial tentu yang bersangkutan harus memikili analisa proses dari waktu ke waktu hingga deadline dan keputusan – keputusan tambahan, mungkin bisa jadi adalah Plan B. Apa susahnya sih menelepon tiap dua hari sekali memantau ketersediaan unit yang akan disewa pada workshop ? terus memperhitungkan, “ Wah, kendala teknis terus nie, mesti ada alternatif sewa dari tempat lain kalau begitu ? “ gak susah saya kira

Dan mengenai kenyataan bahwa ia datang mengkonfirmasi pada hari minggu ( libur ) tanpa membuat janji jelas sebuah kesalahan. Yang bersangkutan panik, tampak sekali bagi saya. Termasuk saat ia memaki – maki karyawan workshop yang ditangan mereka penuh noda oli dan beberapa kunci pass ring ( Wah, sayang…saya lihat para karyawan workshop seperti pekerja baru yang lugu, coba seandainya mereka marah, bakal habislah beliau yang dari perusahaan berlabel asing itu )

Koordinasi kerja yang kacau, baik di sisi workshop maupun pihak penyewa unit. Tapi memang dasarnya saya hanya penonton di sana, jadi sebagai penonton yang baik tentu saja saya harus pergi sebelum pemainnya mengajak ikut main kan ?

Hehehe….point kejadian ini jelas menjadi pelajaran bagi saya


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar