Powered By Blogger

Mei 10, 2011

Mana Ibumu Dek ?


Mana ibumu Dek ?

Pertanyaan itu begitu tiba – tiba meluncur dari seorang muda di samping saya, pertanyaan yang ia ucap pada seorang anak kecil yang berjongkok di lantai, di antara manusia yang menunggu di peron sebuah terminal. Pakaiannya lusuh, menghitam minyak dan debu. Ia sibuk dengan dunianya, bermain dengan sebuah kayu yang hampir pasti bisa saya tebak itu adalah kerencengan ( alat musik yang sekenanya dari kayu dan kumpulan tutup botol ). Anak itu tak beranjak jawab atas pertanyaan tadi, sang pemuda melihat saya dan mengangkat bahu……ia mengakhiri keinginan tahuannya, juga saya yang mengambil kesempatan ingin mengetahui juga….

Tiba – tiba anak itu berdiri dalam hitungan detik, entah ia mendengar pertanyaan itu atau tidak, yang pasti ia menyempatkan menatap saya dan juga menatap pemuda di samping saya. Mata kami berada dalam garis lurus yang sama, menghunjam mata kecil itu yang kini terlihat angkuh dan sombong, sebelum akhirnya ia pergi berlari ke gerbang dan hilang di kerumunan calon penumpang yang datang…..

“ Mana Ibumu Dek ? “
Saya pikir anak itu sudah memiliki kesombongan manusia dewasa untuk mendapatkan pertanyaan ‘ miris ‘ macam ini….

Atau justru sirat mata itu adalah sebuah jawaban, “ Tak di mana, tak kemana. Ia tak peduli saya “

.....................

Saya mengingat kejadian ini karena mendengar sebuah lagu yang selalu saya ulang untuk di dengar : Ibuku - Rara




photo saya ambil dari sini, hanya sekadar ilustrasi wajah itu saja


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar