Powered By Blogger

Februari 13, 2012

Duka Raihan

.

Istri paman saya meninggal, dalam usia 35 tahun. Muda. Ibu dari seorang anak yang kini duduk di kelas 4 Sekolah Dasar. Raihan

Beliau sering sakit – sakitan memang, berawal dari kelahiran Raihan kecil, hingga ajal menjemput. Seringkali lumpuh, tak bisa menggerakkan tubuh. Sembuh lagi. Lemah tak berdaya, pulih kembali. Beberapa kali di rumah sakit, sering kali mengunjungi Puskesmas.

Raihan kecil sangat lekat dengan sang Ibunda. Hanya Acil Avi ( istri Paman saya ini ) yang mampu mengeloninya. Lemahnya ia masih mampu menghadirkan hangatnya pelukan ibu untuk anak. Raihan nakal, seringkali bermasalah dengan kawan – kawannya. Paman saya keras selalu membela, berbeda dengan Acil Avi yang kerap merendah diri dan selalu meminta maaf pada orang tua yang dinakalin oleh Raihan.

Ini adalah kabar dan cerita....
Acil Avi meninggal 3 hari yang lalu.
Di hadapannya; Paman saya, Ayah beliau ( Neneknya Raihan sudah meninggal lebih dulu ), dan saudaranya, perempuan seumuran saya, Uyi. Tentu saja Raihan….

Raihan menghadapi saat Ibunya meninggal, Raihan ada saat itu, ketika mereka semua di ruang sebuah rumah sakit membimbing Acil Avi mengucap La Ilaha Illallah dan lafadz syahadat….

Raihan melihat semua proses, ia terdiam saja. Entah pergumulan seperti apa yang di benaknya…..

Saya ikut berduka saat ini,
dan ( cerita ) tentang Raihan yang beberapa hari ini tak mau makan, diam melamun dan selalu tersadar dengan ucap lirih ` Mama `, menjadi sebuah cerita dengan intonasi berbeda dari mereka yang berkumpul di rumah keluarga besar di Banjarmasin sana.

Raihan kecil berduka, yang tentu tak bisa saya samakan dengan duka oleh seorang saya. Saya mengerti itu.....

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar