Powered By Blogger

Februari 13, 2012

Logika + Penjelasan

.


Seandainya disuruh memilih antara kehilangan kata – kata dan kehilangan logika, mungkin sebagian orang akan memilih untuk kehilangan kata – kata. Menjadi bisu, akan terasa lebih baik dibandingkan bila kita kehilangan nalar untuk bisa memberi analisa atas sesuatu perkara. Karena pikiran yang menciptakan logika dan berkoordinasi dengan nurani menciptakan sebuah penilaian benar dan salah.

Dalam situasi kerja,
bagi saya kehilangan logika jelas sebuah kemunduran. Bila saya pemilik modal, saya tentu akan mengesampingkan orang – orang macam ini untuk menjadi bagian recruitment. Namun, di sisi lain saya juga membayangkan bahwa setiap manusia yang memiliki logika serta pemikiran yang cerdas namun tak ekspresif dalam berkata – kata juga pilihan yang buruk.
Sebuah ide, dengan beribu data dan diagram akan terasa hampa untuk dilihat tanpa ada explanation. Sejauh yang saya ketahui dalam beberapa kali diikutkan dalam presentasi, seringkali para petinggi dari tingkatan direksi hingga pemilik modal lebih senang memperhatikan layar focus beserta orang di depannya daripada print out data – data yang dibagikan untuk ditelaah sembari mendengar penjelasan.

Dalam beberapa kejadian, saya sering dihubungi oleh beberapa Bos untuk sebuah penjelasan. Saat saya menawarkan mengirimkan worksheet untuk dilihat dan diambil kesimpulan sendiri, mereka tolak dengan beragam kalimat. Yang ada adalah saya harus menjawab, ya atau tidak, baik atau buruk, atau angka – angka akhir dalam statement report yang positif ato negatif.

Di sini, perananan kosakata tidak bisa dikesampingkan. Kemampuan menerangkan bisa jadi faktor berhasil tidaknya kita menghindari yang dalam bahasa saya adalah Bos sensi

Berbeda dengan rekan yang memiliki wilayah kerja masing – masing ya ?
Sehingga tulisan ini sendiri tidak dalam maksud generalisir atau kesimpulan untuk semua kondisi dan tempat kerja.

Saya hanya berbagi saja kok


Note : gambar saya pinjam dari
sini

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar