Powered By Blogger

Februari 17, 2012

tentang Manager

.




Sebagai bentuk sebuah usaha mempertahankan diri terhadap ketidakmampuan ( baca : gagal ) menjalankan sebuah tugas salah satunya adalah dengan berusaha mengemukakan alasan dan penyalahan – penyalahan. Begitu mudah, karena segenap pekerja ( bawahan ) tentu memiliki prospek menjadi sesosok kambing hitam......yang potensial.
Para bawahan penurut, terlebih bila ia seorang pembangkang. Ketidaksinkronan dalam hal koordinasi karena beberapa personel yang tak berwawasan sama membuat perkara menjadi lebih sulit diselesaikan.

Saat pekerjaan gagal, saat pekerjaan hancur, saat pekerjaan expired jauh setelah masa deadline habis, yang ada adalah emosi untuk segera mencari siapa yang pantas untuk dikasih salah. Mudah untuk lari dan bersilat lidah.

Padahal, fungsi Manage tentu bukan sekadar memastikan hasil akhir, tapi juga mengawal proses, mampu menganalisa dan memutuskan dalam setiap perkembangan. Situasional Approach. Namun di sisi saya, Managerial juga adalah kemampuan manage pemikiran dan attitude manusia – manusia di lingkup networknya.

Makanya, kadang dalam penilaian atas kegagalan, phenomena seseorang yang bingung dan berusaha berkelit dengan menyalahkan orang – orang yang di bawahnya atau di sampingnya justru seperti orang yang berterus terang akan ketidakmampuannya sendiri.

Dan hal yang seperti ini saya akui akan menjadi momok bagi para karyawan yang berada di bawah structure. Semangat kerja akan tergerus oleh ketakutan menjadi korban, sehingga menciptakan tekanan kerja yang tidak seimbang buat diri. Sementara di sisi lain, respect para pekerja terhadap seorang yang berkapasitas sebagai pemegang fungsi Managerial menjadi minus. Bila sudah begini, seyakinnya saya...efektivitas dan hasil akan buruk.

Saya sangat menyayangkan sikap kekanakan yang dimiliki oleh beberapa orang yang memegang peranan Manager saat ia dengan mudahnya menunjukkan telunjuknya kepada segenap karyawan ketika sang Bos menyimpulkan sebuah kegagalan.

Melarikan diri.
sehingga untuk kembali membenahi pun terasa berat. Ada yang dikecewakan di sini. Satu, dua orang atau beberapa orang yang disalahkan akan membawa sebuah rasa apatis tinggi dalam proses pembenahan. Mungkin ekstrimnya adalah mengeluarkan mereka dalam proses itu. Tapi apakah keseimbangan kerja akan positif. Peran pengganti bisa jadi sebagai amunisi baru, namun apakah sinkron dengan amunisi yang telah ada ?

Pemimpin,
saya tidak hanya membicarakan tekhnis bagaimana sebuah pekerjaan, sebuah masalah dihadapi. Teoristik ilmu, aplikasi, buku panduan, SOP dan lain – lain. Tapi juga membicarakan sekumpulan manusia sebagai pelaksana....

jadi bagi teman – teman yang sudah memangku jabatan sebagai Manager, situasional approach yang dimiliki atau diambil berdasarkan literature teori dan pengalaman juga akan melibatkan berbagai macam otak lengkap dengan konsep pikir masing – masing dari beragam pekerja di bawahnya.
Setuju atau tidak, mereka ini bagian penting dalam kemampuan seseorang di sebuah perusahaan untuk disebut sebagai Manager.

Ini menurut saya sendiri saja lho ya

Note : gambar saya pinjam dari sini dan sana
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar