Powered By Blogger

Maret 16, 2009

Membingkai asa dalam waktu

Membingkai asa dalam waktu
Aku hanya bisa melagukan beribu khayal, yang – akhirnya - tentu saja membuatku terlena dirayu ribuan bidadari. Dicumbu mereka, hingga aku terkapar lelah.
Yah, aku lelah dan kembali menemui kenyataan.

Gerimis di mataku pun sudah ku sapu dengan keringatku….sudah lama, hingga kini ku tak lagi mengenali kekanakanku. Yang dulunya sempat merasakan kerasnya cubitan Ibu dan tamparan tangan Abah di wajah ini.
Aku tak lagi punya kenangan itu…….

Waktuku kini adalah perseteruan antara keikhlasan dan rasa kekalahan akan segalanya hingga menjadikan aku seorang pengiri dan pendendam halus, dendam yang ku semat sendiri dalam hati. Dan memupuknya hingga menjadikan nya tanah hitam yang berakar kuat di dada…..

Aku terbuang….
Aku terbuang dari kehidupan yang seharusnya ada,…
Aku terkalahkan.

Aku pun berlari menjauh, dengan berjuta kalimat penghibur untuk diri sendiri……yang selalu berakhir pada simpul : aku tak lagi punya tempat di tanahku.
dan lantas aku terjatuh dalam kebimbangan
tanpa rencana, tanpa niat
perjalanan itupun terawali, aku melangkah pergi

……………………………………………………………..

Aku tak juga menangis,
setiap setiap malam,setiap waktu
Aku menjelma menjadi Rahwana yang rakus
Aku menjelma menjadi Fir’aun yang sombong
Aku menjelma menjadi Malin Kundang yang tak lagi punya rindu
Aku menjelma menjadi sosok yang tak terkenali, aku terjebak dalam diriku sendiri kini……

Dan malam ini,
“ Pulanglah Nak, Ayahmu akan kami kebumikan besok. “
Mendung di mataku yang telah lama ku aniaya, kembali melahirkan air mata.
Aku ( pun ) menangis,…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar