Powered By Blogger

Maret 10, 2010

Sedikit waktu saya merenung : tentang cinta dan rindu itu

Apa kau jatuh cinta kawan ?
Atau kau sedang merindukan ia ?

Sedikit waktu saya merenung untuk ini. Beberapa kali perkara cinta itu menampar saya dengan telak. Dari ketidakmampuan saya berbahasa rayu, hingga saya berkesimpulan saya memang bukan ditakdirkan sebagai seorang pasangan jiwa ( baca : pacar ) yang baik nantinya. Maka saya memutuskan jalinan ini harus dipaksakan. Dan dalam perjalanannya saya pernah menemukan cinta saya pada seorang perempuan. Saya berkuat hati untuk mengucap khitbah itu. Memerlukan proses memantapkan diri. Beberapa lama, tapi cukup untuk saya melihat akhirnya ia memilih seseorang yang lebih dulu berucap. Seseorang yang juga memang lebih baik dalam segala hal dari seorang saya. Tiga bulan setelahnya ia menikah, dan butuh lebih lama untuk saya menyesali segalanya keterlambatan diri yang mendewasa.

Ada seorang rekan kerja yang memberikan sinyal pengharapan pada saya, untuk saya memberikan segala pengharapan saya pula padanya. Berjalan waktu, keinginan komitment saya siapkan. Niat melamar seorang anak gadis. Pulang ke Banjarmasin, sekedar mohon do’a restu dari segenap keluarga, beli cincin, dan banyak hal yang membawa saya pada kesukacitaan tentang separuh dien itu. Hanya beberapa waktu persiapan dan ucap restu itu terkumpulkan dalam hari – hari bersama keluarga, tiba – tiba saya mendapat khabar yang begitu buruk, ia ( perempuan itu ) tidak lagi memberikan pengharapan pada saya. Karena ia sudah mengikat diri sebagai pasangan jiwa seorang yang sekali lagi lebih baik dari saya.
Saya sungguh merasa terkhianati, akan sebuah pengharapan.

Begitulah,
Belakangan ini saya hanya menjalani hari akan banyak pertanyaan tentang sebuah diri.
Kenapa saya ?
Salah saya apa ?
Tentang separuh dien itu adalah kerahasiaan-Nya, saya mengerti sekali. Hanya dalam beberapa kali proses ini, saya selalu tak mampu menjawab sempurna. Penyalahan – penyalahan pada diri sendiri dan orang – orang di lingkungan kehidupan begitu nyata saya utarakan.

Dan saya masih seperti itu setiap kali mengingat. Saya belum mampu sepenuhnya mengembalikan urusan ini pada-Nya, saran seorang Saudara. Bahkan saat ini dia sudah berada di kebun untuk menemani hari – hari bermasalah saya. Meluangkan waktu menempuh perjalanan dari Banjarmasin, sekedar menemani. Mengingat apa yang terjadi pada diri ini di ‘ keterlambatan ‘ pertama.

Begitulah, ini hanyalah catatan kecil tentang perkara cinta. Dan bila saya sering membahasakan dengan indah tentang perkara yang berkaitan dengan cinta dan rindu itu, benarlah seperti yang saya utarakan di awal halaman multiply ini. Itu semua adalah sampah. Dan bila saya setuju bahwa pacaran adalah sebuah kesia-siaan dan langkah yang salah, ( berkaitan dengan perkara jodoh yang rahasia ) itu bukan karena saya terlalu hebat menafsirkan Ayat –ayat-Nya dan Hadist – hadist dari Rasulullah, tapi karena saya menganggap hal ini akan terlalu membuang waktu hanya untuk membenarkan alasan – alasan yang memanjakan kemanusiaan. Langkah yang subjective saya ambil, tapi itu yang saya azzamkan di diri ini.

Bila pertanyaan di atas saya jawab :
Saya tidak ingin jatuh cinta dan saya benar – benar tidak ingin rindu saya ada secara nyata tanpa sebuah ikatan nikah seperti yang saya harapkan. Meskipun saat ini saya sudah jatuh dua kali pada dua langkah pertama.

Hingga akhirnya nanti saya akan mengatakan :
“ Iya, saya jatuh cinta pada istri saya dan saya merindukan ia saat ini “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar