Powered By Blogger

September 06, 2010

STMJ

.


Perempuan itu duduk di depan saya, dengan anggun tersisa menuntaskan dahaga terakhir, menyeruput teh dingin yang tersaji hingga tandas dan menyisakan batu es di dasarnya. Tapi ia tak begitu peduli. Dengan pakaian blues putih berpadu padan rok hitam yang sudah sedikit terlihat kumal itu ia memang terlihat cantik, meskipun kesan lelah di wajahnya bisa saya dapati dari keringat yang kadang terseka dengan ala kadarnya.
Seraya memainkan Hp Blackberry.
Update status ? Ahk, saya tentu tak tahu

Sementara di sampingnya ada seorang remaja tanggung laki – laki. Dengan baju kaos oblong dan celana pendek yang biasa. Masih tampak culun dan terlihat seperti anak sekolahan saja. Satu tangannya memegang gelas dan satu tangannya lagi memegang sebuah buku. Komik yang saya tak tahu judulnya apa. Sepertinya ia baru saja dari Ruko seberang, tempat penyewaan berbagai macam buku baca dan komik seperti anak di hadapan saya. Ia begitu menikmati bacaannya. Sambil sesekali menenggak minuman di gelas yang tergenggam itu ke dalam mulutnya.

10 Menit saya bersama mereka, dan mereka menjalani laku kehidupan tanpa kepedulian satu sama lain. Sementara saya diam mengikuti sunyi polah mereka berdua. Dunia mereka terbatas pada apa yang di tangan dan hadapan. Minuman, Hp, buku, dan keheningan malam ba’da Tarawih. Hingga sang perempuan beranjak, membayar minumannya. Keluar dari warung , dan mendapatkan sebuah taksi yang bersedia mengantarnya entah kemana. Sementara sang anak remaja masih berada di tengah halaman buku komiknya.

Saya sempat terpaku, lantas kembali pada niatan awal. Menkmati sajian STMJ tradisional dari warung ini. Sebelum pulang kembali ke kamar hotel……



*Sebuah malam Ramadhan di Samarinda


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar