Powered By Blogger

Januari 16, 2012

Sisi mendalam ....

.

Biar gak stress katanya

Dicaci makinya lah semua orang yang dia ngrasa eneg, mulai dari atasan, Manager, Head, Director, sampe para politikus negeri ini.

` Brengsek si anu
` Brengsek si ano
` Brengsek si entu
` Dan Brengsek si ente....



Berkoar – koar, macam orang mabuk yang akhirnya terkapar lelah ( ato memang dia sedang mabuk ? ), ternyata memaki membuang energi juga, terus agak sedikit memicingkan mata, ngambil nafas besar berkali - kali, lambat laun dengan hembusan teratur dia tertidur. Terkapar ia di lantai di samping saya yang membenahin kertas – kertas laporan buat presentasi......

Saya tidak rupa apa yang dimakan ato diminum oleh begundal dengan daging besar ini hingga begitu mudahnya menghilangkan stress ‚ menurutnya, sekali lagi menurutnya ya.....

“ Cemana kawan, awak boleh hajar kau punya musuh tu “, suatu saat dia terkekeh ketika nafas saya naik turun menahan emosi terhadap seseorang,
“ taik kau, menyiksa diri kau itu kawan....coba kau lihat, tertawa dia, ......di sini kau punya emosi justru buat kau macam kehilangan paru – paru...“

Kemudian pergi.....mudah sekali dia pergi.

..........................

Hebat sekali kadang – kadang jalan penyelesaian sesuatu itu ya, saya kadang tak memikirkannya secara mudah. Justru energi saya terserap untuk menahan sesuatu yang lain dari normalnya saya, saya marah, saya benci, dan saya meradang.

Lain hal dengan kawan, ia sangat ekspresif. Mudah untuk membahasakan. Dan ia begitu ( sekali lagi ) mudahnya mengakhiri apa yang menurutnya bisa mengakhiri sesuatu yang mengganjal….

Ekspresi lepas
Beberapa orang sangat terbiasa terbuka, entah ia marah, entah ia sedih, entah ia tidak setuju ataupun setuju.

Sementara di sisi berbeda, sebagian orang cenderung sulit mengungkapkan sebuah rasa.

Apakah ini akibat dari pola pendidikan keluarga, sosialisasi lingkungannya ataupun lain hal ?
Saya tak tertarik menganalisa jauh lagi.

Yang pasti, dalam sebuah dunia kerja. Berbagai tipe manusia adalah sebuah phenomena yang niscaya. Kita berada dalam lingkungan yang menggabungkan beragam pola pikir, beragam system response dari kumpulan manusia yang mungkin memiliki tujuan berbeda mengapa ia berada dalam sebuah lingkungan kerja.

Menarik tentu saja,
berhadapan dengan manusia yang berbeda juga harus memiliki kiat – kiat pendekatan yang berbeda. Dan ini yang saya akui, saya masih dalam tahap belajar.
Bagaimana tidak ?
Saya sendiri menyadari sebenarnya tiap manusia dalam korelasinya dengan waktu yang terus berjalan, ia cenderung mengalami perubahan.

Dan oleh karena itu, saya sebenarnya justru berusaha menanamkan ( entah dengan sadar atau tidak ) titik – titik pengenalan saya pada berbagai manusia yang saat ini berdampingan dengan saya. Senang saja berusaha menjadikan ini sebagai input dasar untuk bisa saya mencoba memahami, menganalisa dan response terhadap seseorang.

Berhasilkah ?
…berhasil untuk saya mampu berkomunikasi dengan baik pada orang tersebut ?

Sayang, tidak selalu…

Lho, kenapa ?
….bukankah rentang waktu dalam sebuah sosial cukup untuk input dasar itu ?

Hm, ya…kadang

Eksplorasi terhadap psikologi manusia terus berkembang kan ? gejala, hipotesa, dan asumsi dasar watak masih berupa kumpulan nilai atas apa yang pernah terlihat, manusia tidak sekaku komputer dalam proses data – data di kepalanya

Entah dengan teman – teman yang lain, pengenalan sisi mendalam sesama rekan kerja, bawahan dan orang – orang di sekitar kita sangat penting bagi saya

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar