Powered By Blogger

Oktober 02, 2009

Catatan kecil tentang pilihan hidup..........

Hal yang biasa yang saya lakukan sebelum tidur ( seperti malam ini ) adalah membaca kembali email alert dari multiply yang masuk ke incredimail saya dan tersimpan di sana. Bila memang ada tulisan yang menarik bagi saya, maka saya akan mengklik kode html yang saya bisa menerobos masuk ke multiply bersangkutan, dan bila perlu saya akan meninggalkan jejak nyata berupa comment saya.

Dan, malam ini kebiasaan itu sedikit berkurang waktu. Saya baru saja ditegur oleh sepupu saya via ym. Dia bercerita betapa ramainya reuni Akbar yang diadakan oleh alumni sekolah saya dulu. Kebetulan sepupu saya tersebut adalah satu angkatan dengan saya. Tidak terbayangkan, reuni tersebut konon berhasil mengumpulkan sekian banyak eks. murid dari angkatan 1986 hingga 2006.

Yang menarik dari cerita sepupu saya tersebut adalah betapa banyaknya rekan - rekan saya yang menanyakan perihal saya. Dan itu cukup membuat sepupu saya tersebut kerepotan karena hanya selalu melayani pertanyaan yang sama dalam sekian banyak waktu berbeda.

" Wah, terkenal juga....."
hanya itu saja kesan dingin saya kepada sepupu saya, meskipun ia protes sekali dengan kalimat yang saya ketikkan tersebut. Ia marah, karena ia sudah berlelah diri menceritakan kabar saya yang sendirian di hutan dan butuh pertolongan katanya. Yach, saya diposisikan sebagai rekan angkatan yang memerlukan ' pertolongan ' untuk diselamatkan dari kesendirian, kesepian, dan sudah mulai menjauh dari kebersamaan yang terbangun karena ada kenangan yang pernah terlewati, dan itu ada di moment reuni akbar kemaren hari.

Hm, dengan begini lantas saya berpikir : salahkah bila saya memutuskan bekerja di tempat seperti ini. Jauh dari segala hal yang bisa mengumpulkan kembali saya dengan orang - orang dimasa lalu ?
Wah, sebagai seorang manusia laki - laki tentu saya menyadari pilihan hidup ini. Saya menyadari dalam beberapa pilihan hidup, saya dipastikan akan mendapatkan sesuatu atau bahkan mungkin kehilangan sesuatu.

Banyak jalan menuju Roma, tapi adakah tau bila kita memilih salah satunya - kita akan berhadapan dengan siapa nantinya ?
Seorang perempuan cantik di pinggir jalan, yang menunggu kita agar bisa bergandengan tangan bersama menuju Roma ?
Atau mungkin seorang penyair bisu dengan tepukan gendang kulit arinya yang menggambarkan kegagalan sebelum tujuan tercapai....?
Atau segerombolan perampok yang siap menendang kita kembali ke titik awal kita melangkah dan traumanya membuat kita tak sedikitpun kembali melangkahkan kaki.....?

Ini adalah hidup, dan saya menyadari sekali pilihan saya. Satu hal yang saya pelajari sekali dari sekian beban yang pernah saya atasi adalah bahwa saya mungkin akan melakukan kesalahan dengan memilih salah satu cara, jalan, atau apapun yang bisa disebut untuk melangsungkan kehidupan lebih baik. Tapi, tidak untuk menyesal.

Di penghujung chat, saya hanya mengatakan ; " titip salam saya untuk mereka "
setidaknya ini adalah upaya terbaik dari saya untuk tidak kehilangan semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar