Powered By Blogger

Oktober 24, 2009

Seberapa penting - Sayang kau lebih dulu pulang saat itu

Seberapa penting ?
Kau menyisakan banyak penyesalan di akhir. Dan di saat itu semua terjadi, kau mengajakku pada langkah pertama. Dulu. Lama sekali. Tentang makan malam di sebuah warung lusuh yang mau berkemas pulang.
Hm, ingatkah ? Bapak penjual nasi campur itu dengan jawa halusnya mengucapkan salam perpisahan untuk kita segera mengakhiri malam. Malam yang larut, malam yang tidur.
Ya, aku ingat sekali. Pelan langkah kita menyusuri tepian kota menciptakan kehangatan di sisa – sisa kabut kemarau. Pekat yang banyak bintang. Bulan malu dalam remang. Dan kita yang sedikit tertawa, berpangku tangan di selasar tangga gedung perpustakaan yang sudah bermimpi dia.
’ Kenapa kita tidak tidur saja dan bermimpi seperti ribuan orang – orang malam ini ’, ucapmu. ’ Menggenapkan selimut sekujur tubuh.....’

Aku hanya tersenyum saja menimpali harapmu, bukankah ini lebih baik. Kita bersama. Tidak dalam mimpi.

Berakhir......
Tidak penting. Hanya saja saat di akhir ini kau kembali mengingat tentang cerita di langkah kita.
Sayang, kau lebih dulu pulang saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar