Powered By Blogger

Februari 14, 2010

Aku tak layu

Entah bagaimana aku mencintaimu, sisi rinduku diam menyepi tanpa tuju. Kau yang berbatas kenangan, tapi masih sebuah sapa yang sesekali datang.
Harus seperti apa aku bercerita, segala harmonisasi irama puja ku telah melentik dawai – dawai kesedihan, kesakitan. Menempel di dinding dan sedikit lusuh. Aku sempat terjerembab dalam basah bening mata yang lama, sebelum waktu menjelma menjadi sekumpulan ilusi. Khayalku membentuk wajahmu, yang tersenyum menerpa hamparan ragu.

Aku tak layu, aku tak layu

Entah bagaimana aku ?,
Entah harus apa aku ?,

Secercah asa menyelinap dingin di antara gelas kopi dan beribu lembar kerja.

Merayap jauh, menegur luka.

” Pergilah,......”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar