Setidaknya itulah gambaran selama 959 hari masa kerja seorang yang saya sebut saja Lae ( karena kebetulan beliau adalah seorang Batak Tapanuli Utara ) menuliskan dalam salam email pamit undur dirinya ke segenap jajaran staff karyawan perusahaan tempat saya bekerja.
Sehubungan dengan berakhirnya masa tugas kami pada tanggal 25 Januari 2010 di PT xxxxxx, ( sesuai Surat Pengunduran Diri yang kami ajukan tanggal 24 Desember 2009 ), sebelumnya ijinkan kami atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf yang sebesar-besarnya jikalau selama kami bertugas sejak 11 Juni 2007 ( selama 959 hari ) ada perbuatan, tingkah laku, sikap dan perkataan yang tidak berkenan di hati, baik yang kami sengaja ataupun tidak.
Tapi jujur saja, ada yang sangat membuat saya terkesan dengan simpulan kata – katanya di email itu :
...........
Dan melalui perjalanan ini, kami sungguh mendapatkan banyak pengalaman hidup yang coba kami bawa menjadi kompas dalam mengarungi kehidupan berikutnya, beberapa makna itu kami simpulkan dalam ikatan kata – kata :- Berusahalah untuk tidak membuat suatu kesimpulan dari apa yang kita tidak pahami / rasakan / lihat / kerjakan, supaya kita tidak terjebak oleh kesimpulan pembelaan diri.
- Bermimpi untuk menggapai Cita-Cita Besar bukanlah sesuatu hal yang salah, tapi berhentilah bermimpi dan mulailah melangkah, walaupun memulainya tidaklah tanpa pertarungan, serta bersikaplah menjadi seorang pemenang bukan pecundang.
Sikap ambisius yang berlebihan, akan memunculkan perilaku yang menghalalkan segala cara, arogansi yang tinggi, merasa selalu yang terbaik, menganggap orang lain sebagai pion-pion kecil, suka menjilat ke atasan dan menginjak bawahan, mengumbar mulut dan sikap percaya diri yang berlebihan merupakan perjalanan sesat menuju Cita-Cita Besar.
Akhirnya, ijinkan kami mengucapkan terimaka kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran management PT xxxxxxx, Semua Manager, Askep, Asisten dan seluruh karyawan, atas arahan dan bimbingan serta kerjasama selama ini.
..............
Beliau adalah bagian dari Staff Internal Audit perusahaan, yang tentu sangat mempunyai reputasi ’ menakutkan ’ di kalangan karyawan sehingga seringkali menimbulkan gesekan – gesekan pada tingkat jajaran karyawan yang sering berdebat kusir pada sistem kerja yang menyangkut administratif dan operational. Melihat dari apa yang saya jalani, memang saat ini system kerja dan administrasi di perusahaan ini masih tidak berada dalam tatanan baku.Tapi begitulah, saya tidak terlalu merisaukan ataupun merasa kehilangan beliau, karena di akhir SIMPANG 959 itu beliau menutupnya dengan peribahasa dari bahasa Portibi berbunyi
" Napuran tano-tano rangging masiranggongan, badanta padao-dao tondinta masigomgoman "
yang bermakna : " walaupun tempat kita sudah berpisah ( berjauhan ), silaturahmi kiranya tetap terjalin. “
Kalimat yang rata – rata sama di utarakan oleh rekan – rekan kerja saat memutuskan resign dari perusahaan dan ini entah yang keberapa kali…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar