( Lagi ) De
Kini sampah rasa Kakak menjelma puisi. Larut dalam dikte kata - kata. Menulis selembar kertas, meski kadang bergoyang pelan ia tertiup ringan angin sendu kesunyian hati.
Benar sebuah hati…
Hati yang kau sentuh sejak langkah ini terawali
Ah, dimana topan, di mana badai kala kuingin mereka menegur seperti sedia kala. Lantas mengingatmu….
Dalam ratusan bait apologi yang Kakak kirimkan
……..berbalas senyum darimu….
Hingga nada ceria menjadi nyanyian hangat api unggun kala malam bersenandung.
Namun,
Adakah kau tau De ?
acapkali bengis dan sadis pikir bergumul di realita, kelam malam adalah penjara pengap akan rasa kekalahan - masquerade wajah yang lelah,
hipokrit menjelma – mengaduh dunia yang jenuh….
Karenanya,
…..kabut yang menari di ranting – ranting pinuslah yang sering Kakak maknai De, serta mereka kupu – kupu, bunga, dan para kumbang
untuk kata cinta, kata rindu
Kata – kata yang membuat Kakak bertahan
…..terpahat ia di selembar kertas,
Meskipun lusuh, semoga kau kembali membaca ini dengan bahagia
................
Ngabsen arisan kata di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar