Powered By Blogger

Oktober 13, 2010

Yang penting tetap kerja ( Mas ), gak harus kerja tetap…..

.




Pekerjaan tetap atau tetap bekerja ?

Maaf, saya lupa, ini adalah salah satu judul tulisan seorang Ibu rumah tangga tentang apa dan bagaimana seorang suami ( suaminya ) berusaha menghadirkan rejeki ke dalam sebuah rumah dan menutupi biaya hidup yang berlangsung antara sang suami dan dirinya sebagai ikatan rumah tangga. Beliau menjelaskan pula bagaimana upayanya untuk memberi penjelasan kepada orang tuanya, kerabatnya tentang pekerjaan yang tidak menetap sang suami. Beliau menggambarkan bahwa sang suami mengemban amanah dakwah, dan dari sana pula sang suami dan dirinya mendapatkan rejeki. Mulai dari memberikan tausyiah dalam majelis pengajian, menerjemahkan buku, dan menulis tentu saja. Beliau juga menggambarkan tentang keistiqomahan beliau untuk menerima pilihan ini, karena dari awal beliau memang mengetahui aktivitas sang suami yang berkecimpung dalam kegiatan dakwah islam di kampus mereka dulu. Hingga beliau merasakan betapa kebesaran Allah SWT atas rejeki itu ketika moment menjelang kelahiran anak pertama mereka. Kegusaran dan kegelisahan sempat terasa di diri sang istri ketika menyadari bahwa rumah tangga mereka tidak mempunyai dana persiapan untuk melahirkan. Beliau berdo’a dan berserah, hingga sang suami datang dengan membawa amplop rejeki dari order yang baru ia terima dalam menerjemahkan sebuah buku. Alhamdulillah.

Ini majalah lama yang saya lupa. InsyaAllah bila saya kembali membuka lembaran – lembaran majalah lama dan mendapati kembali, akan saya update informasi majalah dan tanggal penerbitannya.

Hm, ya. Hal di atas adalah sebuah hal. Sementara hal yang lain adalah ada artikel yang saya baca tentang : Mapan dulu, baru menikah !!

Berbicara tentang alasan pria untuk memutuskan belum berani ke jenjang pernikahan, belum memutuskan berani mengkhitbah seorang anak gadis atau janda yang menjadi pilihannya, salah satunya adalah pada point laku yang bisa mereka memperoleh rejeki. Baik dengan mengkondisikan diri dalam ikatan kerja yang tetap, penghasilan yang tetap, dan yakin akan prospek kerjanya.

Nah lho ?

Menarik saat saya membaca artikel ini dan menarik pula dengan tulisan seorang istri dari seorang suami yang notabene tidak mempunyai aliran rejeki yang tetap ( atau salary layaknya seorang employee ) seperti yang sedikit saya ringkaskan di atas.

Seorang ikhwan ( sebut saja begitu ) yang benar – benar ingin serius dalam menapaki perihal penyempurnaan separuh diennya justru lebih cenderung mengalami ketakutan akan batas zona aman posisi dirinya dalam hal mencari rejeki. Tak pelak kata pekerjaan tetap menjadi sebuah niscaya, sementara posisi tetap bekerja bukanlah kondisi yang mudah untuk dijelaskan kepada calon mertua
( hehehehehe, kadang orang tua kita pun takut juga melamar/ mengkhitbah seorang anak gadis atau janda bila anaknya masih belum juga mendapatkan sebuah pekerjaan tetap ya ? )

Dan terakhir, ada satu pertanyaan yang saya dapati dari thread di myqur’an forum yang berjudul :
>>>> To Ikhwan : Yang Penting tetap kerja, gak harus kerja tetap ^_^

( Lagi – lagi ) Nah lho ?

Bagaimana nih sahabat – sahabat semua MP’er.
Bolehkah bersedia meluangkan waktu untuk menuangkan pendapatnya tentang ini….
Pekerjaan tetap atau tetap bekerja

: Yang penting tetap kerja ( Mas ), gak harus kerja tetap…..


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar