Powered By Blogger

April 13, 2010

Saya pernah mengalami kesedihan......

Bila ditanya apakah saya pernah mengalami kesedihan karena ditinggalkan oleh seseorang yang berarti bagi saya, jawab saya adalah pernah.

Saya menghabiskan malam itu dengan air mata yang terus dan terus. Di samping jenazah beliau dan ayat – ayat suci yang coba saya lantunkan dengan bahasa tak jelas. Air mata dan leleran air dari hidung saya membuat bicara saya tak tertangkap baik oleh orang – orang yang berulang kali ingin memisahkan saya pada seorang tersebut.
Bahkan hingga dini hari, di antara kenyataan dan dunia yang lelap saya tetap tersedu. Saya bukan tak sadar saat itu, dan saya juga bukan tak sadar sempat hampir baku hantam dengan seorang saudara karena tidak perkenannya akan tingkah saya yang meratapi seorang jenazah.

Tahun 2005,
Dan saya masih bersedih hingga sekarang. Tapi, dalam beberapa waktu kadang saya juga berusaha untuk realistis. Abah sudah meninggal, dan saya di sini sekarang. Ratusan bahkan ribuan kilometer dengan tempat Abah bersemayam.
Beberapa batu putih pusaranya masih selalu saya sisipkan dalam tas kerja, hanya untuk ingat – tidak hanya karena beliau sebagai seorang Abah, tapi karena saya yang adalah seorang anak dan ingin berbakti.

Meskipun kini hanya lewat do’a saya yang masih belajar diri mencapai sholeh…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar