Powered By Blogger

Mei 14, 2010

Deco, Ronaldinho, dan saya - nasib and tulisan yang tak nyambung

Pagi tadi,
tiba – tiba Manager saya mendekat dan berbisik : “ You tau tidak bila Mr. xx sudah pengajuan resign ? “
Dengan tatap penuh arti Bos saya tersebut mengisyaratkan ini hal yang benar terjadi dan semacam sebuah kenyataan tentang kata ‘ lagi ‘.

Hingga diakhir informasinya beliau berujar dengan nada tegas,
“ saya pun siap bila harus diminta mengundurkan diri, tapi harus hitung – hitungan dulu…...”

kemudian menasehati saya untuk tidak terlalu bertopang pada perusahaan ini. Swasta dengan modal asing sangat mudah mendepak karyawannya yang dirasa tak kompeten dalam system kerja yang diterapkan. Tapi bila melihat apa yang saya jalani dan pernah saya lewati, saya justru merasakan atmosfer sebuah tim bola di sini.
He..he..he…gak nyambungkan ?
Begini lho….
Dulu saya tak menyangka bila Barcelona ‘ berani ‘ melepas Deco dan Ronaldinho. Alasan dari Mr. Guardiola sih begitu pendek dan tak bisa saya terima saat itu.
“ Mereka tidak bisa saya tempatkan dalam tim yang saya bentuk nanti “

Wah, hebat bukan. Seorang Deco dan Ronaldinho dimasukkan dalam list ‘terbuang’ hanya karena seorang pelatih baru merasa mereka berdua bukan bagian perencanaannya terhadap sebuah tim. Akhirnya, pertaruhan itu ia - pelatih tersebut - bayar lunas dan pantas dengan enam gelar yang ditorehkan oleh Barcelona di tahun kepelatihannya.

Lalu bagaimana dengan saya ?
Hm ya, begitulah. Setiap kali terjadi perubahan structure Manajemen atas, maka lambat laun structure di bawah akan berubah. Staff – staff yang tak dirasa bisa menjadi irama dalam system kerja yang baru akan terdepak. Dalam artian diminta mengundurkan diri atau justru di PHK karena sebuah kesalahan. Bila tidak akan ter-apkir dengan sendirinya.

Saya pun tak merasa risau seandainya hal terburuk terjadi pada diri saya. Toch, akhirnya saya punya semacam ingat tentang garisan takdir rejeki yang ditetapkan untuk saya. Buktinya Ronaldinho kembali menemukan kehebatannya di AC Milan kan ? Dan saya bisa jadi di sebuah tempat kerja lain. Seandainya saya berhenti pada perusahaan ini….

Kabar baiknya adalah saya justru menjadi ( atau dijadikan ? ) bagian dari perubahan itu. Alhamdulillah saya dipercaya sebagai bagian sebuah system yang bergerak dengan cepat terhadap sebuah perubahan. Saya sempat terengah – engah mengikuti ritme kerja jajaran baru ini, system baru ini, dan segala hal yang ber-aroma baru.

Hampir putus asa dan hampir merasa tertekan sangat. Maklum bila sudah begini, intrik – intrik yang terjadi semakin hebat. Tapi ya saya sedikit realistis tentang kenyataan bahwa saya masih membutuhkan pekerjaan ini, masih butuh amlop gaji itu, masih butuh THRnya, masih butuh bonus tahunannya…he..he..he….

Ingat tentang ucap seorang kawan yang bekerja di bagian Bulking Installation. Sesaat ketika mobilnya meluncur dari Hotel tempat saya menginap tempo hari :
“ Bagaimana Tami, tertarik mengikuti jejak Mr. B tidak ? “
( Mr. B adalah Civil Construction Manager di tempat kerja saya yang mengundurkan diri per 30 April kemaren )

“ Gak tau nih Bang, tertekan juga bila kerja seperti ini. Saya hampir memporsir waktu hingga selalu lewat tengah malam… “

Lantas kawan senior yang sudah saya anggap saudara ini tertawa, keras sekali malah.
“ Seperti Mr. B itu enak Tami. Sehari dia cabut, hari itu pula dia mendapat panggilan kerja perusahaan lain. Lha, orang macam kita ini ? Mesti kembali berkejaran dengan iklan lowongan kerja dan ijasah – ijasah yang harus terlegalisir lagi…..”

Tiba – tiba ada benturan kenyataan bahwa ini hanya bagian kecil dari sebuah perjuangan dan tiba – tiba sayapun terpikir pada beberapa teman yang jauh nun di negeri asing. Apakah mereka punya pertimbangan – pertimbangan seperti ini pula saat memutuskan kembali pulang ke negeri kelahirannya. Tentang ketakutan akan kembali harus menapak kaki dari bawah bila berbicara tentang garis rejeki. Sejujurnya saya merasa lebih baik.
( Wah, jauh banget pikiran saya ya ? Ada apa ini ?..he…he..he…)

Tak nyambunglah….
Yang pasti menjadi karyawan itu enak lho, setiap bulan akan pasti mendapatkan bayaran.
And last,
jadi karyawan itu enak lho, karena setiap saat bisa menuliskan hal – hal yang gak jelas seperti ini…he..he..he….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar