Powered By Blogger

Mei 26, 2010

Sore di perhentian

Saat ini perhentian saya adalah sebuah sore yang merambat di petang. Garis – garis awan selepas deras hujan menghantarkan semacam perasaan terkawani. Berjalan menyusuri emplasment Perdana Estate. Selalu seperti ini setiap kali. Masih memangku tas ransel di punggung dan titik gerimis lembut mengena dingin, membuat saya lebih realistis akan kehidupan yang saya jalani.

Saya mengalami berpuluh kali tubuh yang terkapar kalah, tersudut lelah dalam beberapa waktu lalu, dan itu cukup membuat saya menjadi petarung yang hebat dalam membunuh kesunyian dan permasalahannya.
Sendiri.

Tiba – tiba alunan murottal pengantar Maghrib dari Mesjid kamp menyentuh membrane telinga dan meneruskannya pada sekian syaraf – syaraf otak saya. Membuat saya berlari….

….saya berlari dalam keheningan yang menentramkan hati. Saya berlari pada degup jantung yang berdetak irama.

Oh, Tuhan….
entah mengapa, Kau masih berbaik hati untuk menghadirkan kerinduan ini pada resah jiwa hamba…….

Dan seorang sahabat hadir seketika lewat smsnya dulu : Selalu ada kerinduan tanpa batas untuk mengingatNya bukan ? meskipun kita kadang menutup hati sendiri……
maka berdo’alah agar Dia selalu mengarahkan hatimu padaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar