Powered By Blogger

Mei 30, 2010

Lajangwan dan Lajangwati : Berjodoh via Internet ? Mungkin saja, ikhtiarlah..... ( Episode Multiply )

Entah kenapa ya di beberapa hari ini banyak saya jumpai QN dari sahabat – sahabat laki – laki yang rada mellow – menurut saya lho. Dan itu selalu tentang cinta ?

Tidak aneh sih, karena pada dasarnya saya pun selalu suka memanjakan diri pada sekian – sekian kalimat indah tentang ini.
Bisa dipastikan akan berujung pada hal yang sama sebenarnya, tentang keinginan yang disayang, keinginan yang diperhatikan, keinginan yang ada seseorang buat berjuang bersama….lebih jauhnya adalah keinginan untuk berumah tangga. Nah, terlihat lagi kan kosakata yang gak jelas ? he…he..he…

Sempat tertohok pada saat saya tukar pikiran ( diskusi sih tepatnya ) dengan seorang rekan senior yang Alhamdulillah beliau jauh lebih tinggi pemahaman ilmu agamanya daripada saya beberapa minggu yang lampau. Saya lupa tepatnya. Tapi yang pasti pembicaraan itu berlangsung di rumah saya ketika beliau menyempatkan bersilaturrahmi pada saya. Maklum, beliau adalah bagian dari jamaah tablig yang sering menggunakan waktu antara Maghrib dan Isya sebagai ajang silaturrahmi…..

Wah, terlalu panjang….baiklah, masuk ke intinya saja. Beliau mengatakan atau memberikan tausiyah atau memberikan semangat atau memberikan saran pada saya atau apapun namanya dan itu adalah tentang jodoh.

Hm, tentang jodoh ?
Iya, begitulah. Beliau berbicara pada saya perihal jodoh. Sebenarnya theme yang tak asing. Karena saat di kantor pun beliau selalu melontarkan candaan tentang ini pada beberapa rekan kerja yang jomblo.
Saya tersindir, saya tertantang, saya tiba- tiba ingin mengatakan : Iya Pak, saya bisa….

Kalimat yang dengan mudah saya mengatakan pada atasan setiap kali ada sebuah tugas, meskipun untuk pengerjaannya saya sering menghabiskan malam yang larut dengan setumpuk laporan.

“ Pilihannya adalah jelas, bersegera atau memperbanyak berpuasa….bagaimana dengan puasa antum ? “
Saya menggeleng, puasa meskipun hal yang lebih realistis saya laksanakan, tapi itu bukan suatu pelarian yang bijak untuk selamanya. Saya jelas akan membuat suatu keputusan tentang ini. Tentang fitrah saya yang seorang manusia. Ingin berkeluarga. Sederhana kan ?

Selain mendapati QN yang mellow, saya juga mendapati sebuah tulisan yang dari seorang Sahabat. Beliau pun sebenarnya COPAS juga, tapi Alhamdulillah - saya bisa membaca tulisan Jazimah Al-Muhyi lewat halaman multiply beliau. Judul tulisannya menantang sekali :
Dicari : Lajangwan Pemberani dan Percaya Diri

Silahkan luncuran langsung ke linknya ya ?!

Nah, apa tanggapan saya tentang ini. Hm, ya Bu. Terima kasih telah kembali diingatkan. Saya sudah.

Saya sudah mengirimkan photo – photo dan sedikit data diri kepada keluarga di Banjarmasin serta beberapa rekan yang menurut saya mampu untuk membantu dan Alhamdulillah, saya sudah meyerahkan perihal ini pada mereka.

Lho, apa maksudnya ?
Iya Bu, maksud saya….saya sudah melaksanakan usaha yang sudah dianggap kolot di negeri ini dan seperti yang ibu sarankan pula sebagai langkah terakhir, saya meminta bantuan kepada keluarga dan beberapa sahabat di luar kamp ini yang saya anggap bisa membantu saya bertemu dengan jodoh dan bersedia mendampingi saya di tanah ini. Bukan karena saya tidak ingin berjuang, tapi karena saya menyadari keterbatasan yang saya miliki dalam beberapa hal, dan juga karena saya sudah merasa cukup mengalami jatuh dua kali dalam setiap usaha sendiri. Saya kira, memilih untuk diikhtiarkan oleh orang lain ( dijodohkan ) adalah yang terbaik. InsyaAllah.

Sekarang apa hubungannya dengan QN yang mellow itu ?
Begini ya, Multiply adalah jejaring sosial, meskipun tak se-booming FB ( lagi – lagi ini adalah subjective ) yang di mana saya merasa nilai kebersamaan dan kekeluargaan terasa sekali. Saya tidak pernah ikut kopdar, tapi percaya tidak bila saya sudah seperti mengenal sekali beberapa contact saya. Saya anggap sebagian kalian adalah adik sendiri, saya anggap sebagian kalian adalah saudara yang saya panggil Abang, Mas, Non, dan Mba. Bahkan saya juga menganggap beberapa contact adalah Ibu dan Bapak bagi saya.

Nah, bila diantara contact saya, baik itu Lajangwan maupun Lajangwati yang juga merasakan seperti halnya saya, ada pertanyaan yang mengganjal di diri saya untuk beberapa hari ini.
KENAPA YA KALIAN TIDAK MENJADIKAN INI SEBAGAI LANGKAH AWAL UNTUK MEMULAI SEBUAH IKATAN ? MAKSUD SAYA, MUNGKIN KALIAN BISA MENYATUKAN SEGALA PERSEPSI, SEGALA HARAPAN KALIAN DALAM SEBUAH BINGKAI YANG HEBAT BERNAMA RUMAH TANGGA ?

Sepertinya para lajangwan harus memulai ikhtiar ini lho….

Hehehehe, sengaja saya Caps Lock itu pertanyaan di atas. Saya sadar kok ini akan menjadi bumerang, karena bisa jadi pertanyaan itu juga diajukan ke saya oleh kalian. Tapi saya sudah bisa menjawabnya, dan jawaban saya persis seperti yang saya jelaskan di atas tentang perihal jodoh bagi saya dan usaha yang saya sudah jalani.

Dan, sebagai penutup….
seharusnya kalian tertarik untuk menggunakan Multiply ini buat bertemu jodoh kalian, ikhtiarlah sesuai syariat....
akan lebih baik kan daripada kita menyanyikan lagu rindu sang kumbang yang tak juga berani terbang menuju taman bunga
Karena jodoh siapa tahu, seperti halnya yang menjadi cerita di sini

Sekadar pendapat dari saya yang juga seorang Lajangwan, tapi sudah berikhtiar untuk tidak menyandang status itu lagi......


haitami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar