Powered By Blogger

Mei 12, 2010

Selamat pagi untuk hari yang baru terbit ini

Pagi….

Ada seberkas sisa – sisa air hujan di atap long house yang saya tempati dan tebaran kabut berembun basah pada daun – daun.
Malam tadi hujan. Gemuruh, petir dan hentakan air yang berbunyi nyaring saya tinggalkan pada dunia yang tidur. Lelap.
Dan sekarang, sisa – sisa keramaiannya sudah berubah pada kesejukan tanpa batas yang saya nikmati di beranda. Segelas kopi dan notebook.

Saya hanya ingin menulis saja, tulisan pertama setelah kembali menjejakkan kaki di kebun. Saya menikmati hujan, hanya setelahnya. Merapatkan jaket dan syal. Menikmati aroma sawit yang terhantarkan lewat angin. Dunia subuh yang sunyi, tidak ada mobilitas kaum pekerja di bawah tempat tinggal saya. Mungkin karena ini hari libur. Moment yang tepat untuk bermalas dan manja.

Hm, saya tak membayangkan apa yang beberapa orang lakukan, karena diwaktu seperti ini ( pagi yang dingin dan berkabut ) - masih berada dalam selimut di atas tempat tidur, yang bisa jadi bersama pelukan pasangan hidup dan anak – anak adalah hal jarang bisa mereka dapati. Maklum, mobilitas pekerja di mulai justru di kesunyian sekarang ini.

Bisa jadi saya katakan bahwa kesunyian di kesubuhan inilah dunia saya kembali berputar. Akan kembali menikmati laporan – laporan dan pengiriman data. Begitulah, setelah ini saya akan bekerja. Menjalani rutinitas yang justru oleh kaum pekerja lainnya diwujudkan pada lelap dan hangatnya sebuah pembaringan dan selimut.

Benar,
Saya suka hujan hanya setelahnya. Saya menikmati sunyi pagi ini karena lebih mudah merasakan embun pada telapak tangan. Saya menikmati secangkir kopi dan tulisan saya sekarang.

So, selamat pagi untuk hari yang baru terbit ini……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar