Dan mungkin bila waktu mengungkapkan tentang ini. Mohon kau kembali tersenyum. Seperti dulu.
Masa lalu yang menciptakan cerita dan masa lalu yang membuat ini kembali ada, sebagai kenangan. Kita tak pernah luput dari ucap tanya mengapa, selalu ada gumamam kecil yang berserak di antara nostalgia. Sedikit pertemuan, sedikit sapa tiap kali berpapasan. Kau lebur aku pada setoreh luka yang sudah mengering ia, meskipun cacatnya tertoreh bak prasasti kekalahan
Ah, kau benar – benar sekuntum bunga.
Ah, kau benar – benar selarik warna pelangi.
Ah, kau benar – benar bidadari
Dan aku…..
Ksatria, mati di ujung pedang seorang laki – laki yang direstui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar