Powered By Blogger

Agustus 15, 2010

Tembang Ilalang

.




Impian telah melemparkan saya pada tidur yang tak lagi lelap
Telah lama saya tinggalkan masa kanak di tanah kelahiran
yang kerap saya rindukan
rinai hujan jatuh di atap rumah kami
di mana pada halamannya dulu Bapak mengajarkanku
menghapal al-fatihah : ihdinasshiratal mustaqiim
lalu setelahnya, bunda akan bercerita
tentang bidadari dari negeri nun
yang membuat saya ingin memiliki sayap
kemudian terbang kepadanya

impian kadang membuat saya merasa bersalah menapakkan kaki
Saya ingat lagi nyanyian masa belia
Yang ditembangkan bocah – bocah gembala di padang ilalang
Jauh sebelum saya mengenal warna – warni dunia
Jauh sebelum akhirnya kaki ini menapak jua
Di padang yang tak pernah terjamah impian manusia

*from Novel ' Tembang Ilalang ' – MD Aminudin
Saya terjatuh pada rasa hati yang yang sama di setiap kata tulisan ini.

Padang Ilalang, Tanah para pekerja
Medio Agustus - panas berdebu


.

1 komentar:

  1. Alhamdulillah, kini prekuel Tembang Ilalang sudah dapat dinikmati. berikut salah satu kutipannya:
    Cinta yang murni memang mampu membuat sepasang insan seiring sejalan. Tapi di dalam cinta itu pula, akan berlaku ujian-ujian yang bakal memberi jawab adakah benar itu cinta yang dialasi ketulusan sukmawi atau sekadar nafsu yang digayuti kepentingan ragawi. Bila masa itu telah tiba dalam hidup kami, moga kami kuat menghadapinya dan sanggup membuktikan kalau cinta kami benar-benar tulus karena Allah semata. (Memoirs of Stientje, 489. Novel sejarah, religius, percintaan & perjuangan hidup)

    BalasHapus