Powered By Blogger

Juli 13, 2009

catatan lama - ingat De Nina

Bunyi Hp saya memecah setengah sadar saya di jam mendekati 01:00 dini hari. Malam minggu kemaren.
“ Hi. Sombong banget ya sekarang….” Seperti mimpi tersapa bidadari, saya bergerak memposisikan diri dengan duduk di tepian ranjang….
“ Nina, kaukah itu…..Naon Non ? Dini hari, ngapain ? “

Namanya Nina. Seorang sahabat ( yang tanpa mengkonfirmasikan ke dirinya, saya sudah menganggapnya sebagai saudara ) saya. Kami pernah satu office, sebelum akhirnya dia memutuskan mengundurkan diri. Selama dua tahun kami berteman. Sebagai rekan kerja dan sebagai teman dalam kebersamaan yang hanya beberapa di areal perkebunan sawit ini. Dia sudah mulai menata hidupnya di Tenggarong – Ibu kota Kutai Kertanegara. Kabupaten yang konon memiliki PAD paling tinggi di seluruh Indonesia.
Sombong ?!
Perkataan berulang beberapa kali di telinga saya yang lambat laun membuat saya semakin sadar dari kantuk yang berat.
Agak terlalu kelewatan ‘ penilaian ‘ saya saat dia mengatakan bahwa dia hanya ingin mengobrol saja. Tidak bisa tidur dan ingin menghabiskan malam dengan berbicara dengan saya ( aneh ! ). Tentu dengan ucapan - sedikit memelas – maaf dari dia setelahnya.
Adalah kabar saya, kabar teman – teman, dan kabar perusahaan secara umum…..saya seperti menghadapi interogasi saat itu. Meskipun semua berjalan lancar, saya jawab sempurna segala tanya.
Kadang sangat mengherankan bila ia justru menanyakan kabar saya dan teman – teman di sini. Bukankah ia sudah mempunyai kehidupan yang ramai di kota sana ? Tenggarong – Samarinda bukanlah kota kecil meskipun tidak terlalu menggeliyat eksotis seperti Jakarta, Bandung, ataupun Surabaya di tiap malamnya. Tapi, perhatian yang dia tujukan dengan menanyakan kabar – meskipun waktu yang tidak tepat – sangat, sangat membuat saya bahagia.
: ” Hi, kamu gak merasa terganggu kan ? “
: “ Hm, sejujurnya iya, dan berharapnya saat ini kamu gak mendengar apa yang saya ucapkan barusan. Yang pasti………..saya senang mendengar kamu malam ini “
Setelah itu tertawalah kami bersama…..
: ” Kamu masih seperti yang dulu tampaknya “

Tentu saja saya menulis ini bukan karena kejadian dini hari itu, yang menghabiskan dua jam saya dengan pembicaraan yang sangat panjang. Hm, tidak.
Imaji saya kembali ke masa lalu…..terutama saat SMU. Bagaimana dulu setiap tahun kami selalu mengalami rotasi akan penempatan kelas. Hingga kami mengambil kelas jurusan. Bagaimana kenyataan bahwa kadang satu tahun kebersamaan kami tiba – tiba berubah dan membentuk kebersamaan yang lain di tahun berikutnya. Semua terasa berjalan begitu cepat. Yang saya sadari sekarang, dalam skala kecil…..saat itu kami belajar untuk membentuk kehidupan kami. Belajar beradaptasi dengan sosial lain yang tentu saja juga mempunyai sosial yang berbeda dengan yang pernah kita adaptasikan. Intinya, kami dibimbing untuk cepat menganalisa lingkungan dan beradaptasi karenanya. Mungkin hikmah itu yang bisa saya simpulkan.
Dan sisi buruknya adalah : pada suatu kejadian saya sempat bertatap muka dengan seorang kawan. Sejatinya saya kenal dengan dia yang tidak banyak berubah sejak masa sekolah dulu, tapi saat itu kami hanya diam sambil mereka – reka akan ingat yang hilang atau tersembunyi rapat. Dan akhirnya, kami hanya berjabat tangan sambil ‘ mengulang ‘ kembali perkenalan kami dengan menyebutkan nama masing – masing. Tindakkan yang membuat kami ‘ tersapa ‘ kembali akhirnya. Kadang ingat itu tak membekas kuat.

Dan yang lainnya adalah : kesunyian, kesepian itu tidak pandang tempat.
Bagaimana ter-asingnya Nina di tengah keramaian kota dan keluarga ( Ayah, Ibu, dan saudara - saudaranya ). Meskipun kadang ada unsur dramatisasi akan kehidupan bila kita mengahadapi situasi ‘ merasa sendiri ‘ itu dalam pikiran kita.
Itu saja sih.
Dan saya seharusnya tidak merasa terasing sendiri di kamar rehat saya seperti yang saya rasakan sebelum Hp saya ‘ bernyanyi ‘ di hampir jam 01:00 dini hari malam minggu kemaren itu.
De Nina….terima kasih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar