Powered By Blogger

Juli 20, 2009

Kau berhasil mengalahkan ku lagi

Mendepakmu dalam sekian bait – bait mimpi indah adalah ikrar yang paling berani pernah aku lakukan. Seumur hidupku dalam bilangan waktu yang redup lamat – lamat seperti petromak yang kehabisan mitan, pelita terbunuh perlahan.

Ini adalah masalah hati. Kau tidak berada di tempat yang semestinya.
Dan aku ? Aku tidak punya keberanian yang terlalu sempurna untuk membuat candi untukmu bertahta menjadi seorang permaisuri. Menempatkanmu dalam bingkai yang selayaknya.

Atau hanya karena aku lebih suka peran tokoh yang kalah ?
Bandung Bondowoso ?
Sangkuriang ?
Rahwana ?
Ahk, sudahlah.
Geliyat semerbak harum nafas kerinduan ku mengkabut asap dalam, sedalam isapan sampoerna ku yang melenting jari – jari. Hingga segelas kopiku tandas dalam keremangan lampu pijar. Aku terbuai lelah memaki…….

Kau di sana, dan aku di sini.
Kau berbuat apa ?
karena aku di sini hanya mendiam diri.
Kau rindukah denganku ?
karena ku di sini masih melarung nafas cemburu.
Hi, Kau tersenyumkah ?

Samar – samar imajiku membentuk serenade lakonmu yang yang menari. Seperti ratusan larut malam lalu. Terselip di antara ribuan bintang dan deru ombak, tawa renyahmu menghampar merdu dalam persembahan kuncup bunga dini hari. Tersiram embun. Lantas saat kau berhenti berucap goda, aku terkapar miring di kasur lusuh bilik rehat sebuah dunia yang jenuh. Serenademu menghilang, seiring lonceng mobilisasi kaum buruh perusahaan yang mematut puluhan orang dalam ornament kesibukan masing – masing.

Maka separuh isapan rokokku di pagi ini adalah selubung white flag yang ku ayun perlahan. Aku sepertinya tidak benar – benar bisa mengusirmu di dalam mimpiku.

Ougggghhhhhh, kau berhasil mengalahkanku lagi……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar