Powered By Blogger

Juli 29, 2009

Yang menyapa saya saat pulang......

Bilamana melihat anak kecil itu tertawa, betapa kelelahan saya seakan surut pada titik nadir yang mempertanyakan : Bukankah saya seharusnya bisa pula berbahagia ?

Bilamana melihat polah dari si kecil itu, maka kegemasan saya untuk ingin merangkulnya tak kuasa saya bendung. Hanya karena batas diri yang mengetahui saya tidak siapa – siapa dia. Anak kecil itu selalu berteman dengan ibu dan bapaknya yang juga seorang karyawan di perusahaan ini. Mereka menciptakan kebersamaan sesaat di hamparan taman bunga halaman rumah mereka setiap kali sang Bapak melangkah masuk ke dalam pekarangan ‘ surga ‘ itu. Setelah berjuang dalam pencaharian rejeki di tanah ini. Rumah sederhana dengan mewahnya sebuah keluarga.

Saya tak daya untuk menolak rasa iri saya. Bahkan saat – saat sang anak itu mengayunkan lengan kecilnya menyapa saya, setiap kali saya melanjutkan langkah di hadapan kebersamaan mereka. Tentu saja dengan iringan bantu seorang Ibu yang menggendongnya.

Bilamana melihat sang Anak itu. Betapa saya merindukan hal yang nantinya akan saya jalani. Seyakinnya saya, untuk waktu yang entah dan rindu yang membentuk asa menjadi nyata. Saya berselubung dalam pengharapan. Saya mengaduh kekuatan hati yang bertahan.

Saya hanya mencoba mendewasakan diri. Mendewasakan hati.
; Bahwa pengharapan saya adalah juga pengharapan seorang ( yang akan menjadi ) istri saya kelak. Keluarga yang mampu memiliki bahagia.

Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar