Powered By Blogger

Desember 10, 2009

Bila ( benar ) dunia ini panggung sandiwara

Bila dunia ini benar panggung sandiwara, maka saya ingin menjual karcis pertunjukan saya dengan harga yang MAHAL. Saya tidak ingin dilihat sebagai seorang pelakon murahan, totalitas saya hanya dihargai dengan sumbangsih kerja dari penulis – penulis essay maupun kaum kritikus yang selalu mencari dosa dari sasaran tulisannya, keprihatinan, ucap selamat, dan tepuk pujian atau mungkin caci maki.

Bila kehidupan inipun adalah lakon sandiwara, maka saya ingin bersandiwara dengan naskah saya sendiri. Penonton takkan bisa memaksa saya bersedih, bila mereka mereka ingin tontonan air mata. Penonton takkan bisa memaksa saya tertawa, bila saya takkan bisa ungkap bahagia. Tapi saya, sayalah yang akan memaksa mereka tertawa, mereka menangis, mereka terbahak – bahak, atau mereka yang tersedu – sedu. Saya ingin bersandiwara dengan peran tokoh saya sendiri. Saya takkan menjadi pecundang. Sekali – kali tidak. Mereka akan tetap diam di tempat mereka sendiri, menonton gagap saya, kekanakan saya, keangkuhan saya, keegoisan saya, dan saya yang banyak rupa lainnya.

Pun bila mereka hanya sekedar mencari tempat di panggung saya. Sekedar tempat untuk menyepi, menyendiri, bahkan mungkin tempat untuk sekedar bermesra dengan pasangannya dalam keremangan lighting panggung dari sandiwara saya, akh...itu tak mengapa ? Mereka sudah bersedia membayar tiket pertunjukkan, itu sudah cukup. Karena bagi saya mereka hanya penonton yang saya tonton pula.

Saya hanya ingin hidup dalam panggung saya sendiri,
entah mengapa saat ini saya belum siap untuk membagi.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar