Powered By Blogger

Desember 30, 2009

Catatan sore : sedikit harapan di 2010

Sisip rasa dalam nuansa bening senja.
Mengayun langkah kecil, mengakhiri hari
Menyapa sejenak hati yang lelah, segera rehat dalam selimut

Saya baru menyadari saat status single saya menjadi perhatian dari seorang rekan kerja dan segelintir kawan. Itu terlihat pada up date status FB saya yang terpampang dengan agak sungkan : ” Waduh, apa mesti telor ceplok lagi malam ini ”
Status yang saya ketik sekedar menampilkan keberadaan saya yang ’ hidup ’. Ini juga karena ada message dari seorang kawan yang merasa add nya kok sudah 4 hari gak terconfirm oleh saya. Jadilah saya aktif di FB dengan rasa malas. Saya confirm dan menyempatkan ignore beberapa invite untuk bermain, untuk memanfaatkan fitur – fitur lainnya dan semacamnya, saya tuliskanlah status itu.

Biasa saja. Lantas saya log out, dan memulai rutinitas. Rutinitas untuk membenahi rumah setelah kepulangan kerja. Dan menyiapkan lauk makan malam untuk diri saya sendiri. Benar saja, saya memang tidak ada pilihan lain saat itu, selain telor. Sosis sudah lama habis dan menikmatinya kembali - perlu waktu untuk seorang kawan mengirimkan lauk istimewa itu ke kebun dari Samarinda. Sarden kosong, Kornet ada, tapi tinggal kalengnya yang tersimpan dalam kulkas.
Semuanya berjalan. Normal seperti hari – hari terlewati.

Dan besoknya, saya mendapati sesuatu yang wah di FB saya - post comment untuk up date status saya ( via email dari FB adminstration di email client saya ) panen tanggapan. Mulai dari kawan di jalur pendidikan dulu, rekan kerja, dan sosial saya di jejaring sosial ini. Banyak comment - sekedar saran, sekedar mengejek : “ Begitulah nasib bujang yang terhimpit di medan juang “, “ Nasib kau, apa gak ngiri tuch ama tetangga yang udah keluarga semua ? “, nasehat, dan kalimat lainnya. Ini menjadi surprise tersendiri, mengingat begitu banyaknya comment yang muncul. Bahkan lebih banyak saat saya menuliskan : up date status – MASIH HIDUP dulu.

Terkejut, hingga membuat saya sedikit membuang waktu di awal kerja saya. Membuang waktu untuk mengingat kapan terakhir saya berpikir bahwa solusi saya untuk rutinitas makan yang gak sehat, rutinitas kerapian diri yang hampir tak tertata adalah kebutuhan saya akan sosok seorang pendamping hidup, dan solusi untuk saya berhenti mengeluh pada Mama saya.

Bila ini saya ceritakan pada Mama, tentu beliau akan kembali menawarkan seseorang pada saya seperti beberapa waktu lalu. Tawaran seorang perempuan yang beliau yakini siap untuk mendampingi saya. Oleh karena itu, ini tak saya masukkan dalam laporan kabar – kabari saya pada Mama. Secara umum saja : ” masih sibuk dan sedikit agak bertambah gemuk sekarang ini ”. Terkirim dengan sempurna dan berbalas dengan do’a – do’a dan nasehat jaga kesehatan.

Akhirnya dengan berbagai petimbangan status itu saya delete, dan begitu pula commentnya tak menjadi bagian dari FB saya. Biar saya ingat dalam hati saja, meskipun bila ada beberapa kawan yang jeli dan tersinggung, itu adalah perkara beda. Toch saya juga punya argumentasi yang cukup hebat. Saya masih fokus pada kerja dan hal ini sudah cukup mengganggu saya.

Tapi satu yang saya sadari : Saya belum siap menjadi suami yang baik saat ini.

...............................

Catatan lama yang sengaja saya jadikan ' catatan kecil ' dengan penuh pengharapan pada target pencapaian akan sebuah keluarga yang terbentuk di 2010.
Insya Allah, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar