Powered By Blogger

Desember 14, 2009

Jujur : Saya nyata di Dunia Maya

Sejauh ini sangat menyenangkan untuk saya bisa memanfaatkan fasilitas internet. Ada dunia yang terbentuk karena koneksi saya di internet ini. Dan itu membuat saya menjadi merasa dua makhluk hidup yang dimana salah satunya adalah reflika dari diri yang lebih baik.
Percaya tidak ? Ehm, bagaimana ya menjelaskannya ?

Secara psikologi, - sedikit yang saya tau, setiap kita seringkali membentuk penjabaran ’ sebuah diri ’ yang diharapkan ia menjadi. Maksud saya, terkadang pikiran – pikiran kita membentuk pikiran bagaimana diri kita seharusnya. Meskipun seringkali realita kita membentur keinginan tersebut. Kenyataan tampak membatasi kita untuk bersikap tidak realistis. Pengkhayal. Sederhananya, saya ingin menjadi diri yang lain yang saya bayangkan, yang dimana dengan begitu saya berharap akan banyak mempunyai arti. Seperti menjadi seorang yang sempurna atau lepas dari ketidaksempurnaan yang disadari.

Maaf, saya tak bermaksud membuat bingung dengan kalimat – kalimat di atas. Saya membayangkan saja, dulu di masih kecil, saat film – film video disk ramai menjadi tontonan. Sariban, Gaban, Megaloman, hingga berlanjut Ksatria Baja Hitam. Apa yang terjadi dimasa itu, saya menjadi Sariban hari ini, kemaren saya menjadi Megaloman, dan sehari sebelumnya saya menjadi Gaban. Besok mungkin saya akan menjadi Ksatria Baja Hitam, karena sudah ada janji pemutarannya oleh Tante Ina saat itu yang punya video disk satu – satunya di RT kami. Dan benar saja, setelah film itu sudah selesai diputar, maka tiba – tiba saya memproklamirkan diri sebagai Ksatria Baja Hitam. Saya merasa berhasil saat memproyeksikan diri dalam tokoh superhero kebanggaan saya tersebut. Topeng kertas, pakaian yang baru dibelikan oleh Mama ( Saya ingat sekali bagaimana menangisnya saya untuk dibelikan baju – baju jagoan kesayangan saya tersebut, yang terkadang lengkap dengan sehelai kain di belakang punggung ) dan dengan pedang kecil buatan Om Yani, adik mama. Pedang dari batang daun pisang. Berlarilah saya di sekeliling kampung, mengejar musuh – musuh saya. Siapa musuh saya ? tidak ada secara nyata. Saya membayangkan saja saya adalah seorang Ksatria dengan musuh yang hanya saya bisa melihatnya.

Tapi itu adalah masa kecil, sekarang apa hubungan cerita masa lalu itu dengan bahasan saya saat ini. Jujur saja, saya sebenarnya merasa masih banyak diri di sini ( dunia maya ) adalah seseorang yang nampak memaksakan sebuah kesempurnaan pada dirinya. Mudah melakukan untuk itu, dengan menulis.

Contohnya; saya bisa saja menuliskan bahwa saya adalah seorang keturunan Jepang ?, Saya saat ini sedang dalam study di Yekaterinburg, Rusia – yang sekarang sudah musim dingin dengan salju menyelimut kota ?, Saya yang saat ini adalah seorang employee dengan position yang sangat mapan di sebuah perusahaan tambang – dengan tiap tengah dan akhir bulannya saya bisa kembali ke Jakarta sekedar weekend ?, Saat ini saya yang adalah....( bla..bla..bla ) ???

Dan kedua, dengan saya berusaha mempostingkan sesuatu yang saya mungkin bisa dianggap sebagai seorang yang bijaksana dengan petuah – petuah yang copy - paste, saya seorang yang alim dengan selalu menyertakan ayat – ayat Al Qur’an dan Hadist dalam setiap tulisan saya lengkap dengan penjelasan – penjelasan secara syar’i tetapi jauh dari realigi saya sehari - hari, saya seorang yang perhatian dengan reply tulisan kawan, sekedar menyapa prihatin, mendo’akan, turut memberi semangat, and something like that – sesuatu yang hampir saya tidak mampu menyempatkan diri melakukan itu pada sosial saya di dunia nyata.
Intinya : Di dunia maya, saya ( memperlihatkan ) yang seorang lebih baik....

Bagaimana bisa, ( sekali lagi ) tentu saja mudah. Menulis. Menulis. Dan menulis.
Pencitraan diri akan terbentuk dari apa yang kita tulis, entah sadar atau tidak, kita akan memperkenalkan diri kita kepada siapapun tentang kita dari apa yang kita tulis. Mengenai apapun. Tak perlu bicara dan menunjukkan tingkah. Dunia maya tidak ada tempat untuk memperlihatkan itu.
Tapi itu akan menjadi lain bila kita ternyata tidak tulus dari diri mempersembahkan tulisan kita. Semacam ada keinginan terselubung untuk dilihat. Untuk diakui sebagai diri yang lebih sempurna dari diri yang nyata. Masquerade. Sombong. Untuk yang ini saya hanya berserah saja, berserah pada Gusti Allah – karena Dia yang Maha Mengetahui seperti yang Dia wahyukan di An Nuur ayat 64

Mengapa saya menuliskan ini ?
Jawab saya ada di sebuah blog yang di awalnya kawan ( semoga ia masih menganggap saya kawan setelah ini,....amin ) tersebut menuliskan

Tentangku:
Saya adalah seorang yang bermasalah dengan pendengaran di usia 10 th. Dimana Pendengaran saya mengalami gangguan dengar sebesar 93 dB (Decibel) di kanan-kiri (masuk kategori sangat berat siih hiks..payah..). Jadi hanya suara-suara keraslah yang masih bisa kudengar.

Untuk komunikasi mesti dibantu dengan Alat Bantu Dengar (ABD)/Hearing Aid. Walaupun pendengaranku terganggu, namun aku sama dengan kalian yang "Normal". Aku masih bisa mendengar dengan Alat Bantu Dengar dan tentunya akupun punya hati untuk merasakan.

Melalui Blog ini saya mencoba berbagi dan menuliskan pengalaman bagaimana saya menjalani hari - hari saya dengan pendengaran yang bermasalah.
Dalam keseharian saya ini orang senang bercanda karena saya tak mau orang-orang yang kenal dengan saya ikut bersedih ^_^

Mudah-mudahan dengan blog ini saya bisa berbagi dan bisa lebih banyak mengenal dengan orang-orang yang senasib dengan saya, dan tentu saja blog ini tempat saya bercerita tentang apapun di sekitar saya melalui sudut pandang saya sebagai orang yang mengalami gangguan dengar.....

Dia jujur, dan itu mengapa tulisan – tulisannya begitu hebat menurut saya.

Terakhir,
Ini hanya sekedar tulisan - jauh dari idealis, tapi karena keinginan untuk bisa lebih percaya pada diri sendiri - nyatanya saya. Seperti kawan tersebut, yang berani menuliskan ’ tentangku ’-nya itu.

Haitami


Tidak ada komentar:

Posting Komentar