Hening,
Kabut menari dalam pelupuk mata yang bening berkaca. Menetes basah, embun menuainya menjadi pagi di atas kelopak keladi. Rindu kicau pipit, kicau burung – burung yang membahana.
Sekejap pergi, mengayuh hati risau mencumbu fajar. Menapak jejak dalam sepi, menjelma tarian bidadari.
Mengapa kau tak pergi ?
Mengapa kau tak mejemputnya ?
Matanya terus basah oleh air mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar