Powered By Blogger

Desember 28, 2009

Early Morning Blue - Penyihir Pemalu

Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.

Sebait puisi Pada Suatu Pagi - Sapardi Joko Damono)

Sedikit kebimbangan mengena pada saya pagi ini, dan itu sesuatu yang tak terjabarkan dengan baik oleh membran selaput otak saya. Dalam artian saya tak tau mengapa ?
Tiba – tiba saya jengah, tiba saya berada dalam situasi dramatisasi. Apakah ini mungkin karena Do you know where you’re going - MC ato sesuatu hal yang lain. Saya masih mencari. Penting untuk diidentifikasi rasa seperti ini. Meskipun belajar dari beberapa kali, saya tak pernah berhasil menjawabnya hingga rasa itu berlalu tanpa akhir yang terekam.

Early Morning Blue;
perasaan malas, sakit, pesimis, dan kelabu tanpa alasan yang jelas, semacam hipokondria oleh Andrea Hirata dalam Laskar Pelanginya. Tapi saya lebih senang merasainya dengan sebutan seorang penyihir pemalu yang tidak ingin dikenal. Pun oleh saya, ia tak juga memperkenalkan diri. Tak mengapa - bila ia tak meninggalkan sesuatu yang aneh pada diri saya, tapi setiap langkahnya menjadi kerisauan, menjadi kebimbangan tanpa alasan, menjadi sesuatu yang tertolak oleh kelaki-lakian saya - bersedih. Dan itu cukup membuat saya agak sedikit marah, lantas saya menulis. Tentang Early Morning Blue – penyihir pemalu yang seperti biasa ( akhirnya ) pergi tanpa permisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar