Powered By Blogger

Juni 20, 2009

duplicity

Kau tidak mengerti. Ah, sudahlah. Kau tidak perlu mengerti. Siapa kamu ? Siapa pula diriku ?
Jangan pernah mencoba mengerti. Aku hanya ingin kamu di sini. Berbagi kopi dalam teko yang tersaji. Menyulut rokok. Dan.....

Hm, ya. Mari kita berdiam diri saja.

Tak usah kita saling bertanya. Itu akan membuat kita seperti seorang pesakitan yang perlu dikasihani. Bukankah kita orang yang kuat ? Kita kuat untuk hidup. Kita ( masing – masing ) adalah pemenang. Dalam separuh perjalanan ini. Kau berhasil menggapai keberhasilanmu. Dan aku berhasil bertahan dari keberadaan – gagal – ku. Tapi yang satu kita benar. Kita masih bertahan.

Atau aku memulai dengan mengatakan : ” Aku dan kamu baik – baik saja. Tak ada yang perlu dikhawatirkan ”
Bolehkah itu ?
Ayolah, anggukkan kepalamu. Maka aku janji, aku akan tertawa. Dan berharap kau begitu. Kau dan aku tertawa bersama – sama. Bahagia. Untuk hidup yang telah kita berhasil bertahan darinya.
Kawan, kau tidak perlu memberikan tempat untuk rasa khawatir untuk seorang brengsek seperti aku. Kau tidak perlu lakukan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar